Polisi Bentuk Tim Selidiki Keracunan 254 Warga Kapuas

Metrobatam, Jakarta – Warga di Desa Narahan, Kecamatan Pulau Petak, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah keracunan massal usai buka puasa bersama di Masjid Nurul Istiqamah Handel Simpang, Kamis pekan lalu. Jumlah korban yang tadinya 82 orang, bertambah menjadi 254 orang.

Kapolres Kapuas Ajun Komisaris Besar Tejo Yuantoro mengatakan pihaknya sudah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini. Salah satunya memeriksa sisa makanan.

“Kami membentuk tim, baik tim olah TKP, lidik, sidik, pemeriksaan sampel makanan/sisa makanan, tim pemeriksa saksi-saksi, termasuk pengamanan TKP/ lokasi kejadian,” kata Tejo, Minggu (26/5) dikutip Antara.

Tejo Yuantoro menambahkan, tim bekerja untuk mencari penyebab dan data konkret terkait kejadian keracunan massal yang mengakibatkan ratusan warga dilarikan ke RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas.

Bacaan Lainnya

“Semua masih melakukan penyelidikan, dan sudah kita bawa sampel makanan yang dikonsumsi warga berbuka itu untuk dilakukan uji laboratorium terlebih dulu untuk memastikannya apakah akibat makanan nasi bungkus masak sambal merah itu atau lainnya,” kata Tejo Yuantoro.

Ia juga mengatakan, bahwa kasus tersebut tidak hanya terjadi kali ini saja, namun sering terjadi dan berulang kali dengan kasus serupa. Oleh sebab itu, pihak akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

Tejo Yuantoro juga mengimbau kepada masyarakat yang ingin menyajikan makanan khususnya untuk orang banyak, agar lebih diperhatikan lagi makanan yang akan dikonsumsi, baik bumbu-bumbu masakan dan sebagainya.

“Makanan yang dimasak harus dilihat, begitu juga tempat penyimpanannya harus higienis dan harus dalam keadaan sudah masak, supaya tidak basi,” katanya.

Diketahui para korban dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas.

“Saat ini pasien Kejadian Luar Biasa (KLB) yang masuk ke rumah sakit tertangani ada sebanyak 254 orang,” ujar Dirut RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas, dr Agus Waluyo, di Kuala Kapuas, Sabtu (25/5).

Agus mengatakan, para korban terdiri dari anak-anak sebanyak 93 orang dan orang dewasa sebanyak 161 orang. Total pasien yang dirawat terdiri dari laki-laki 128 dan perempuan sebanyak 126 orang.

Untuk pasien yang sudah mulai membaik, pihak rumah sakit memperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing.

“Hingga sampai saat ini tim dokter yang menangani pasien keracunan massal masih terus berupaya menangani dan memantau kesehatan para pasien,” ucap Agus.

Salah satu warga Desa Narahan yang juga menjadi korban keracunan massal, Aspul mengaku, kondisi tubuhnya telah berangsur-angsur baik dan telah mampu berdiri. Sebelumnya kondisi Aspul sangat lemas.

Aspul menceritakan, kejadian ini bermula saat dirinya bersama warga menghadiri acara buka puasa bersama di Masjid setempat, yang dihadiri Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat, beserta jajaranya.

“Untuk makanan berbuka yang kita makan saat itu, hanya kurma, air mineral dan nasi bungkus yang didalamnya berisikan masakan telur sambal merah,” katanya.

Setelah itu, tambahnya, pada subuh hari saat bangun ingin sahur puasa Ramadhan, timbul rasa sakit di perut, pusing di kepala dan muntah-muntah dengan disertai buang air besar (BAB).

“Itu terus menerus, hingga kondisi tubuh saya lemas tak berdaya lagi. Saya kira hanya saya sendiri, ternyata semua warga di Handel Aya juga sama,” katanya. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait