Ustaz Umar Dijemput Polisi Diduga Amplop Santri di Kerusuhan 22 Mei

Metrobatam, Cianjur – Personel Polda Metro Jaya menjemput Ustaz Umar Burhanudin pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa di Cikidang, Cianjur pada Jumat (24/5/2019). Umar dimankan diduga terkait aksi kerusuhan 22 Mei lalu di Jakarta.

Kabar diamankannya pimpinan ponpes itu dibenarkan Polres Cianjur. Meski tak menjelaskan kronologi penjemputan, namun Polres Cianjur membenarkan mengenai apa yang dilakukan personel Polda Metro Jaya pada Umar.

Sebelumnya kepada wartawan salah seorang pengelola Ponpes Sobihin mengatakan Umar diamankan terkait amplop yang ditemukan polisi dari dua orang santri Attaqwa ketika kerusuhan terjadi 22 Mei lalu. Informasinya amplop diduga digunakan untuk membayar massa aksi.

“Kepolisian menemukan amplop milik Ustaz Umar, namun itu untuk para santri yang selalu menjadi imam tarawih, namun terbawa ke Jakarta oleh kedua santri tersebut. Bukan untuk membiayai aksi 22 Mei kemarin,” ujar Sobihin.

Bacaan Lainnya

detikcom mencoba menyambangi Ponpes Attaqwa di Cikidang Kabupaten Cianjur. Dari gang masuk menuju kompleks pesantren hanya berjarak kurang lebih 20 meter. Suasana Ponpes tampak sepi, hanya terlihat beberapa santri di dalam gedung tiga lantai tersebut. Sejumlah orang yang berada di tempat tersebut menolak berkomentar.

“Biasanya habis zuhur, mas dari wartawan ya, kemarin juga banyak datang ke tempat ini. Tapi isi beritanya salah, Abah (panggilan Ustaz Umar) bukan ditangkap tapi dijemput oleh polisi,” kata pria yang menghampiri detikcom saat mencoba menggali keterangan lebih jauh ke pengelola Ponpes.

Keterangan jelas soal kabar tersebut akhirnya diperoleh detikcom dari Asep Saptari, Ketua RT 3 RW 9 Cikidang, Kelurahan Sayang, dia juga meluruskan soal informasi mengenai Umar yang disebut diamankan polisi.

“Abah (panggilan Ustaz Umar) dijemputnya bukan di daerah Cikidang atau di sekitar Ponpes Attaqwa tapi di Polres Cianjur. Malah Abah Ustaz Umar kooperatif, Abah datang ke Polres untuk memberikan keterangan, tiba di Polres sudah ada utusan dari Polda Metro Jaya (jadi), bukan ditangkap sama Densus,” kata Asep di kediamannya, Senin (27/5/2019) kemarin.

Menurut Asep, Umar mendapat perlakuan baik dari petugas yang menjemputnya. Mereka bahkan sempat berbuka puasa di salah satu rumah makan.

“Buka puasa makan bersama di Ikan Bakar Cianjur, bukan secara kronologi penangkapan besar-besaran atau gimana. Saat ini masih dimediasi oleh pengacaranya di Jakarta, jadi belum pulang,” ujarnya.

Asep mengatakan Umar dimintai keterangan terkait aksi 22 Mei lalu di Jakarta. Dia juga meminta wartawan meluruskan informasi terkait Umar agar tidak berkembang negatif di masyarakat.

“Mohon informasinya diluruskan, bukan ditangkap oleh Densus. Dijemput lalu dibawa ke Jakarta, tidak ada penangkapan. Pernyataan saya bisa dipertanggungjawabkan karena pada dasarnya, saya mengetahui,” katanya.

Sebelum kedatangan personel Polda Metro Jaya, Asep menyebut ada surat pemberitahuan untuk pemeriksaan pada Jumat siang. Sore atau sekitar jam 16.00 WIB, Umar kemudian menyambangi Mapolres Cianjur untuk memberikan keterangan.

“Begitu terima surat pemberitahuan, Abah langsung ke Polres Cianjur. Beliau ditanyai seputar ada dua santri yang katanya terlibat aksi 22 Mei lalu,” ujar Asep. (mb/detik)

Pos terkait