Helikopter TNI yang Hilang di Oksibil Papua Masih Dicari

Metrobatam, Sentani – TNI Angkatan Darat (AD) masih melakukan pencarian terhadap helikopter MI 17 yang hilang kontak pada Jumat (28/6) di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

“Hari keempat ini kita masih tetap lanjutkan pencarian, baik melalui udara maupun melalui darat,” kata Wakapendam XVII Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi di Sentani, Kabupaten Jayapura, dilansir Antara, Senin (1/7/2019).

Pencarian lewat udara dilakukan dengan mengerahkan tiga helikopter yakni heli Bell 412, heli Bell 206. Selain itu, dikerahkan juga pesawat CN235 milik TNI AU untuk mendukung penerbangan lewat suplai avtur helikopter dan membawa logistik bagi para pasukan pencari.

“Tadi pagi sudah dilaporkan heli Bell 206 sudah melakukan penyisiran dari udara namun hasilnya masih nihil,” kata Dax Sianturi.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, pencarian dengan helikopter tidak dilakukan bersamaan. Namun diatur bergiliran penerbangannya.

“Kita fokuskan pencarian di radius 6-30 notice email dari titik lokasi hilang kontak, itu pencarian lewat udara,” katanya.

Helikopter milik TNI AD hilang kontak setelah 5 menit terbang dari Bandara Oksibil, Papua. Helikopter terbang menuju Bandara Sentani, Jayapura.

Helikopter tersebut bertolak pada pukul 11.44 WIT, Jumat (28/6). Seharusnya, helikopter mendarat di Sentani pukul 13.11 WIT, Jumat (28/6). Helikopter yang hilang kontak mengangkut 12 orang, terdiri dari 7 orang kru dan 5 personel Satgas Yonif 725/Woroagi.

Helikopter ini digunakan dalam misi pengiriman logistik ke pos udara pengamanan perbatasan (Pamtas) di Distrik Okbibab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

a. Adapun nama anggota Satgas Pamtas Yonif 725/WRG yang ikut dalam helikopter tersebut adalah Serda Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddin, dan Prada Tegar Hadi Sentana.

Sedangkan nama-nama awak helikopter tersebut adalah Kapten (CPN) Aris (pilot), Lettu (CPN) Bambang (pilot), Lettu (CPN) Ahwar (kopilot), Serka Suriyatna, Serda Dita, Praka Dwi Purnomo, dan Pratu Aharul. (mb/detik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *