Hijab dan LGBT Muncul di ‘Spider-Man: Far From Home’

Metrobatam, Jakarta – Spider-Man: Far From Home menjadi film Marvel pertama yang melibatkan pemain transgender dan aktris berhijab. Film arahan sutradara Jon Watts ini merekrut aktor transgender Zach Barack serta aktris Muslim dari Inggris Zoha Rahman yang tampil sebagai karakter berhijab.

Bagi Barack, kesempatan itu merupakan sebuah pemberian yang tak ternilai harganya. Dia mengaku merasa amat bahagia mendapat peran besar pertamanya di sebuah film, apalagi bisa tampil di karpet merah saat premiere.

“Sekilas, saya seperti kehilangan akal [dengan kesempatan ini], tapi saya berpura-pura bahwa saya tidak seperti itu,” katanya sembari tertawa saat berbincang dengan Variety.

“Saya tidak memiliki cukup kekuatan untuk menjelaskan betapa berartinya ini bagi saya. Tapi faktanya adalah, berada di film ini sangat luar biasa bermakna dan saya harap itu berarti sesuatu juga bagi orang lain,” tambah Barack.

Bacaan Lainnya

Dalam Spider-Man: Far From Home, Barack memerankan teman sekelas Peter Parker, seorang teman pahlawan super rahasia yang terperangkap ketika pasukan misterius menciptakan kekacauan di seluruh dunia. Sebelum mendapatkan peran ini, Barack mengaku telah berencana untuk menghabiskan liburan musim panas untuk bekerja di sebuah restoran lokal Chicago.

Namun di saat bersamaan, ia justru mendapatkan panggilan untuk audisi untuk Spider-Man hanya dua minggu sebelum mulai syuting.

Saat berita tentang audisi Barack ini menyebar pada Januari, ia dibanjiri dukungan dari penggemar yang memujinya dan studio atas keputusan ini.

Berencana Bawa Lebih Banyak Wakil LGBTQ

Presiden Marvel Studios Kevin Feige dan produser Victoria Alonso juga telah mengatakan bahwa mereka berharap dan berencana untuk membawa lebih banyak perwakilan LGBTQ di alam semesta Marvel. Barack berharap keterlibatannya menjadi yang pertama dari banyak langkah maju untuk representasi dalam film superhero.

Zoha Rahman yang menjadi representasi pemeran berhijab pertama dalam film Marvel berbagi cerita serupa. Dua tahun lalu, aktris dan model asal Inggris ini terkejut saat menyaksikan Spider-Man: Homecoming. Dia menyadari ada seorang siswa Muslim berhijab dalam adegan Peter Parker di kelas matematika.

Dia menilai film blockbuster itu menggambarkan karakter Muslim tidak aneh atau asing, tetapi merupakan bagian dari kehidupan Amerika. Rahman melihat ini sebagaimana adanya: sebuah langkah maju yang besar untuk perwakilan Muslim.

Dan sekarang, Rahman sendiri yang bertindak mengambil langkah selanjutnya. Dalam Spider-Man: Far From Home, ia berperan sebagai teman sekelas Peter Parker yang turut dalam kunjungan lapangan ke Eropa. Bila siswa pada seri pertama Spider-Man yang diperankan Tom Holland hanya sebagai tambahan, Rahman secara resmi menjadi karakter mengenakan hijab pertama di Marvel Cinematic Universe.

“Saya sebenarnya tidak tahu untuk apa saya mengikuti audisi, sampai saya berada di ruang audisi,” kata Rahman tentang perjalanannya mendapatkan peran itu. Setelah menandatangani perjanjian tentang kerahasiaan, ia bercerita menerima skrip dengan nama depan dan tengah pahlawan.

Saat itu, ia kebingungan. Kepalang tanggung, lima menit kemudian ia memutuskan melangkah maju untuk memulai audisi. Untungnya, tim produksi menyukai apa yang mereka lihat.

Ketika menerima telepon soal keterlibatannya di film Spider-Man, Rahman mengaku langsung tersungkur ke lantai karena tak kuasa berdiri.

“Ya ampun, aku akan berada di film Marvel,” kenangnya saat itu yang belum tahu tentang perannya yang mengenakan hijab. Baru pada panggilan kedua, Rahman ditawari untuk membuat tambahan dengan tampilan berhijab. Baginya, itu kesempatan yang tak kalah berarti, seperti Barack.

“Itu sangat berarti bagi saya, memiliki kesempatan untuk memainkan karakter dan mewakili begitu banyak gadis yang saya kenal secara pribadi, yang juga saya cintai dan kagumi,” katanya.

Namun di balik kegembiraan itu, Rahman juga masih berharap bahwa industri hiburan bisa terus melangkah maju dengan melibatkan orang-orang Asia Selatan dan Muslim dengan peran yang lebih besar.

“Kita masih terjebak dalam tahap karikatur kecil. Saya menyebutnya ‘Trio T’, kami adalah teknis, teroris, dan supir taksi,” ungkapnya terkait gambaran masyarakat Asia dan Muslim di film-film Amerika.

Secara historis, film-film Marvel sendiri pernah menampilkan hal itu. Contohnya, dalam Iron Man pertama menampilkan teroris Muslim bermata liar yang menculik Tony Stark. Iron Man 3 menunjukkan War Machine secara tidak sengaja menyelamatkan sebuah ruangan yang penuh dengan wanita Muslim yang tertindas yang memakai niqab. Dan bahkan Black Panther menampilkan adegan di mana para pahlawan berbenturan dengan militan Muslim.

Rahman tidak berpikir Marvel secara aktif mencoba untuk ‘menebus’ masa lalu, dia percaya mereka beradaptasi dengan zaman.

“Mereka menyadari bahwa iklim sedang berubah di sekitar mereka dan mereka harus memenuhi itu,” kata Rahman. “Ini adalah dunia tempat kita hidup dan ini adalah audiens kita, dan kita ingin semua anggota audiens kita merasa termasuk.” (mb/detik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *