Jutaan Ikan di Waduk Kedungombo Mati Mendadak, Petani di Boyolali Siaga

Metrobatam, Boyolali – Petani karamba di Waduk Kedungombo (WKO) Kecamatan Kemusu, Boyolali kini masih siaga mengantisipasi agar kematian ikan secara mendadak tak terjadi lagi. Apalagi, cuaca saat ini juga dirasa belum membaik.

Salah seorang petani karamba di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Boyolali, Gunadi, mengatakan kematian ikan hari ini sudah tidak terjadi lagi. Namun demikian, warga terus siaga dan melakukan langkah-langkah antisipasi.

“Tidak (sudah tak ada ikan yang mati mendadak). Tapi petani masih siaga, cuaca belum baik,” kata Gunadi dihubungi wartawan, Selasa (2/7/2019).

“(Diantisipasi dengan) dikocor memakai diesel sedot,” jelasnya.

Bacaan Lainnya

Pengocoran dilakukan dengan menyedot air di luar keramba kemudian dimasukkan dalam keramba.

Di WKO wilayah Kecamatan Kemusu, terdapat 50 petani karamba. Dari seluruh karamba yang ada, jumlah ikan yang mati mencapai 2 ton yang terjadi pada Minggu (30/6) hingga Senin (1/7). Nilai kerugian ditaksir sekitar Rp 50 juta.

“Seluruh petani ada 2 ton ikan yang mati, karena drop oksigen. Perubahan cuaca yang terlalu dingin,” kata Gunadi.

Sementara itu Kepala Bidang Perikanan, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Rudiyanto, menjelaskan kematian mendadak ikan yang terjadi di karamba WKO tersebut karena pengaruh cauca yang menyebabkan terjadinya upwelling.

“Ya intinya karena pengaruh cuaca yg menyebabkan terjadinya “upwelling” yaitu pergerakan dari dasar air waduk ke permukaan air yg menyebabkan air menjadi keruh dan supply oksigen menjadi berkurang, sehingga menyebabkan banyak ikan yang mati,” terang Rudiyanto.

Upaya pengocoran air yang dilakukan petani karamba di Kemusu, lanjut dia, fungsinya untuk mengalirkan sisa-sisa pakan dan feses ikan, sehingga tidak terjadi penumpukan kotoran yang menyebabkan racun dan menurunnya kandungan oksigen.

Lebih lanjut, Rudiyanto memberikan cara mengatasi kematian massal ikan di karamba. Pertama dengan memanen ikan lebih awal. Kedua, menggunakan kantong jaring ganda di jaring keramba apung. Cara ketiga yakni memindahkan lokasi jaring keramba apung ke lokasi perairan yang lebih dalam.

“Keempat, menyediakan bak fiber yang dilengkapi blower/aerator di lokasi budidaya ikan, bila terlihat ikan berenang terengah-engah ditangkap dan ditampung di bak fiber,” paparnya. (mb/detik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *