Sejumlah Orang Tua Datangi Disdik Bekasi, Protes soal Jarak Zonasi PPDB

Metrobatam, Bekasi – Sejumlah orang tua murid mendatangi kantor Dinas Pendidikan Kota Bekasi. Mereka memprotes soal jarak sekolah pada sistem zonasi penerimaan peserta didik baru (PPDB).

Salah satunya Asmaro yang mempersoalkan jarak sekolah ke rumahnya menjadi jauh dengan adanya zonasi tersebut. Wanita yang tinggal di Jatibening, Bekasi, itu mendaftarkan anaknya ke SMPN 45 Kota Bekasi yang berjarak 500 meter dari rumahnya.

“Jaraknya jadi jauh. Jarak aslinya dari rumah ke sekolah cuma 500 meter, (pada sistem) jaraknya sampai 2,4 km,” ujar Asmaro kepada detikcom, Selasa (2/7/2019).

Asmaro mengaku telah mengukur jarak melalui aplikasi Google Maps. Karena kesalahan jarak itu, anaknya terlempar dari persaingan zonasi di SMPN 45 Kota Bekasi.

Bacaan Lainnya

Kesalahan data jarak rumah juga dialami oleh Sutarno. Anaknya terancam tidak bisa bersaing zonadi di SMPN 9 Kota Bekasi.

“Saya cek jaraknya harusnya 500-an meter tapi disitunya 1.027 (meter),” komplain Sutarno.

Orangtua murid lainnya, Naskan, mengatakan kesalahan jarak pada sistem PPDB mencapai 1,4 KM. Padahal, rumah Naskan ke sekolah yang jadi pilihan anaknya kurang dari 1 kilometer.

“Harusnya kan 300 meter (jarak rumah ke sekolah). Di sistemnya ditulisnya 1.700 (1,7 KM). Nggak terlempar sih belum, cuma pihak sekolah menyuruh kita ke Disdik ini untuk memperbaiki radiusnya. Kita malah ditelepon pihak sekolah, dia bilang kalau memang tidak puas perbaiki radiusnya ke Dinas Pendidikan,” ujar Naskan.

Pantaun detikcom, puluhan orang memadati Kantor Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Jalan Lapangan Bekasi Tengah nomor 2, Margahayu, Kota Bekasi. Mereka tampak membawa map berisi berkas pendaftaran.

Sekitar 5 petugas Disdik Kota Bekasi bergantian melayani keluhan-keluhan para orang tua murid. Seorang petugas memanggil satu persatu nama siswa yang memiliki keluhan melalui pengeras suara. Situasi terpantau kondusif.

Sekolah Swasta Hanya Dapat 3 Siswa

Sementara PPDB tambahan di Surabaya berimbas kepada sekolah swasta di Surabaya. Banyak sekolah swasta yang kekurangan siswa.

Koordinator guru swasta yang tergabung dalam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Erwin Darmogo menyebut akibat PPDB tambahan ada sekolah swasta yang hanya mendapatkan 5 bahkan 3 siswa saja.

“Sekarang sekolah banyak yang kekurangan siswa. Ada yang seharusnya dapat 120 siswa tapi hanya dapat 30, ada yang 10. Ada yang malah cuma dapat 5 dan 3 siswa,” kata Erwin kepada detikcom, Selasa (2/7/2019).

Menurut Erwin, kebijakan PPDB tambahan juga telah melanggar kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya. Kesepatan itu menyebutkan pagu sekolah ada 32 per rombongan belajar (rombel). Namun kenyataannya, kesepakatan itu dilanggar Dispendik Surabaya.

“Terakhir sebelumnya kita rapat tanggal 27 April di kantor Dinas Pendidikan itu ada anggota DPR pesertanya, ada MKKS, ada Dewan Pendidikan, ada Dispendik Surabaya sepakat bahwa pagu itu ada 32 per rombel,” tutur Erwin.

“Kalau semua sekolah negeri dan swasta sudah memenuhi 32 dan masih ada siswa yang belum tertampung maka Pemkot Surabaya wajib menampungnya. Kami setuju dan sepakat. Semua sekolah negeri 32, swasta 32.

“Terus ada yang tidak sekolah silakan negeri yang menampung, kami ikhlas. Itu dulu kesepakatannya. Pegang dulu itu jangan dirubah di tengah jalan,” tandas Erwin. (mb/detik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *