Seperti Ini Ragam Gerak-gerik Napi Gay Penghuni Penjara di Bandung

Metrobatam, Bandung – Perilaku homoseksual yang dialami warga binaan lapas dan rutan di Jabar ternyata bukan isapan jempol belaka. Eks warga binaan buka-bukaan mengenai fenomena seks menyimpang yang dilihatnya saat berada di balik jeruji besi.

Eks napi yang enggan disebutkan namanya ini cukup kenyang pengalaman menghuni bui. Semasa hidupnya, pria ini sudah beberapa kali keluar-masuk penjara di Bandung dengan kasus berbeda. Fenomena seks menyimpang tak asing baginya.

Ia mengungkapkan ragam gerak-gerik napi gay penghuni penjara. Lelaki ini bercerita saat ia mendekam di Rutan Kebonwaru Bandung. Ia beberapa kali menjumpai perilaku tak wajar warga binaan.

Dia mengaku pernah memergoki rekan satu selnya berada di sel beberapa napi yang diketahui punya orientasi seks menyimpang. Sepengetahuannya, rekan satu selnya itu juga berperilaku melenceng.

Bacaan Lainnya

“Saya kebetulan selalu ditahan di Kebonwaru. Pernah mergoki, ketika penghuni lain masuk kamar, saya masih mutar, ada satu anak ini main ke sel lain tempat napi nakal,” kata eks napi ini kepada detikcom, Rabu (10/7/2019).

Perilaku homoseksual ini juga dijumpainya saat ada napi waria (wanita pria) di Rutan Kebonwaru. Biasanya, napi-napi waria ini akan menjadi ‘primadona’ di waktu-waktu tertentu.

“Ada juga bencong ditahan di sana, malam minggu suka keliling sel-sel. Ibaratnya mencari pria yang minat lah. Kalau ada yang minta, ya dimasukin ke sel,” tutur dia.

Menurutnya, perilaku seks menyimpang ini tak selalu menguntungkan bagi kedua belah pihak. Bagi napi yang baru masuk, akan berbeda. Biasanya, napi penghuni baru menjadi sasaran empuk.

“Kan biasanya di sel itu sudah ada jagoannya lah, kalau punya kebiasaan (homoseksual), sasarannya penghuni baru juga. Itu juga kalau memang tertarik kan. Namanya anak baru pasti takut,” tuturnya.

Ia berpendapat perilaku homoseksual di area penjara ini muncul karena kebutuhan biologis tak tersalurkan. Intensitas bertemu antar napi dalam sel juga menjadi faktor gejala tersebut tumbuh.

“Apalagi yang hukumannya lama, mereka pasti nyari pelampiasan. Over kapasitas juga ngaruh, soalnya jadi sering bersentuhan juga, jadi muncul fantasi lain,” ujar dia. (mb/detik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *