Sosok Tri Susanti yang Minta Maaf soal Aksi di Asrama Papua

Metrobatam, Jakarta – Tri Susanti meminta maaf soal aksi di asrama Papua. Siapa Tri Susanti?

Tri Susanti dikenal sebagai Mak Susi. Apa lagi fakta-fakta Susi? Berikut ini fakta-fakta Tri Susanti seperti dirangkum dari berbagai sumber:

1. Caleg Gerindra

Susi diketahui pernah menjadi caleg Gerindra. Dia merupakan calon legislatif DPRD Surabaya dapil III nomor 8 dari Partai Gerindra.

Bacaan Lainnya

2. Saksi Prabowo

Susi sempat mencuat saat menjadi salah satu saksi Prabowo-Sandi dalam kasus sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

3. Jadi Korlap Aksi Asrama Papua

Tri Susanti menjadi korlap dalam aksi pengusutan kasus dugaan pembuangan dan perusakan bendera Merah-Putih di asrama mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kalasan, Surabaya.

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengaku tidak mengetahui ada kader Gerindra yang menjadi korlap dalam hal ini.

“Saya nggak pernah tahu itu,” ujarnya setelah mendatangi AMP di Jalan Kalasan, Surabaya, Rabu (21/8/2019).

Namun Fadli menegaskan pihaknya akan menginvestigasi apa dan bagaimana keterlibatan Mak Susi. “Nanti akan kita investigasi,” katanya.

Baca juga: Gerindra Yakin Calegnya Jadi Korlap Aksi di Asrama Papua Tak Rasis

4. Minta Maaf

Tri Susanti meminta maaf terkait adanya salah satu oknum yang meneriakkan kalimat rasis dalam aksi di asrama Papua.

“Kami atas nama masyarakat Surabaya dan dari rekan-rekan ormas menyampaikan permohonan maaf apabila ada masyarakat atau pihak lain yang sempat meneriakkan itu,” kata Susi.

Susi menjelaskan, alasannya mendatangi asrama mahasiswa Papua adalah hanya untuk membela Merah-Putih, yang isunya dirusak hingga dibuang.

“Kami ini hanya ingin menegakkan bendera Merah-Putih di sebuah asrama yang selama ini mereka menolak untuk memasang. Jadi ini bukan agenda yang pertama kali,” imbuh Susi.

Selain itu, Susi menegaskan pihaknya tak mengusir mahasiswa. Dia hanya ingin bendera Merah-Putih dapat berkibar di asrama.

“Jadi kami tidak berkeinginan mengusir mereka. Kami hanya ingin di asrama tersebut ada bendera Merah-Putih. Tujuan utama kita hanya fokus untuk memasang bendera Merah-Putih saja,” lanjutnya.

“Kalau dibilang bahwa masyarakat Surabaya terjadi bentrok atau ada teriakan rasis, itu sama sekali tidak ada. Jadi kami hanya selama bendera Merah-Putih berkibar dan tujuan kami hanya itu dan kami mohon juga kepada rekan-rekan bawa ormas dan masyarakat Surabaya hanya untuk Merah-Putih,” pungkasnya. (mb/detik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *