Soal Kerusuhan di Kampung Halamannya, Ini Curahan Hati Pelajar Papua di Ciamis

Metrobatam, Ciamis – Banyak anak Papua yang bersekolah di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, lewat program Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem). Bagaimana tanggapan mereka setelah terjadi gejolak di Papua beberapa waktu lalu?

Anak-anak Papua belajar di beberapa SMA dan SMK di Ciamis, salah satunya di SMK Negeri 2 Ciamis. Salah satu siswa tersebut adalah Libert. Ia mengaku baru 2 bulan berada di Ciamis. Tak ada perlakuan yang tidak menyenangkan terlebih berkaitan dengan rasisme. Menurutnya, warga Ciamis baik dan ramah.

“Teman-teman di Ciamis orangnya baik, ramah. Mereka sangat menghargai kami. Belum pernah kami mendapat perlakuan diskriminasi, apalagi rasis,” ujar Libert saat ditemui di SMKN 2 Ciamis, Kamis (22/8/2019).

Libert mengaku senang bisa bersekolah dan merasa betah berada di Ciamis. Ia menganggap Ciamis seperti rumah kedua.

Bacaan Lainnya

Ia mengaku prihatin atas terjadinya gejolak di Papua. Meski berada di Ciamis, ia mengaku takut hal tersebut berdampak pada pendidikannya.

Muncul kekhawatiran, bila gejolak berkepanjangan, pelajar Papua yang tengah belajar dipulangkan. Namun sejauh ini Libert dan teman-temannya masih merasa aman menimba ilmu dan mengikuti kegiatan belajar di Ciamis.

“Mendengar ada kerusuhan di sana saya takut sekali. Kalau kerusuhan di Papua, kami di sini yang takut. Harapan saya, jangan ada kerusuhan karena bisa merusak persaudaraan,” ungkapnya.

Siswa asal Papua lainnya, Rian Kafiar, mengaku berharap kerusuhan tak terjadi lagi hanya hanya gara-gara kesalahpahaman.

“Jangan sampai kita melupakan Pancasila. Orang di sini dan yang di Papua sana mencoba menjalin hubungan baik lagi. Karena kan di sana juga banyak orang pendatang dari Jawa, Kalimantan, Sulawesi, kan aman gitu,” jelasnya.

Ia mengaku sebelumnya pelajar Papua di Ciamis dikumpulkan oleh Polres Ciamis dan diajak makan bersama. Hal itu membuat Rian merasa aman dan merasa dihargai.

Selain oleh Libert dan Rian, hal senada dikatakan siswa lainnya, Anton Iba, Eson Jikua, dan Alfa. Mereka menginginkan kondisi tetap aman dan damai karena masih bersaudara setanah air.

“Saya berharap masalah ini segera selesai dan tidak berkepanjangan. Karena khawatir kami di sini terkena imbasnya. Kami ingin tetap belajar di Ciamis sampai nanti lulus sekolah mendapat ijazah,” kaya Anton Iba.

Sementara itu, Kepala SMK Negeri 2 Ciamis Asep Agus menuturkan pelajar asal Papua yang bersekolah di sekolahnya berjumlah 9 orang berasal dari program Adem.

Menurut Asep, meski saat ini tengah terjadi gejolak di Papua, hal itu tidak berpengaruh pada siswa didiknya yang berasal dari Papua. Mereka belajar seperti biasa dan tidak pernah membahas gejolak yang terjadi di Papua.

“Mereka berbaur dengan siswa lainnya dan tidak ada sekat. Selama sekolah kami mendapat kepercayaan program Adem, tidak pernah ada pelajar dari Papua yang mengadu bahwa mereka mendapat diskriminasi atau rasisme di Ciamis,” jelasnya.

Pihak sekolah juga sampai saat ini tetap menjalin komunikasi dengan beberapa alumni pelajar dari Papua yang tengah melanjutkan kuliah.

“Hubungan silaturahmi dengan alumninya saja masih dijalin hingga sekarang. Bangga, alumni SMK 2 Ciamis asal Papua bisa melanjutkan kuliah dan ada beberapa di antaranya yang sudah lulus kuliah,” pungkasnya. (mb/detik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *