Asap Pekat Selimuti Pontianak, Kapolri: Penyebab Karhutla 90% Ulah Manusia

Metrobatam, Jakarta – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan penyebab kebakaran hutan dan lahan 90 persen karena faktor manusia. Salah satunya kegiatan pembukaan lahan atau land clearing.

“Tadi informasi yang dikumpulkan, termasuk tadi Kepala BNPB itu, di atas 90% penyebabnya adalah manusia. Artinya karena land clearing menggunakan cara pembakaran,” tutur Tito di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, Senin (12/8/2019).

Oleh sebab itu, Tito berpendapat langkah jangka pendek yang dapat dilakukan Polri adalah melakukan penegakan hukum untuk memberi efek jera kepada para pelaku pembakaran. Dia mengaku telah memerintahkan polda se-Indonesia untuk menindak tegas pelaku.

“Untuk situasi saat ini, jangka pendek penegakan hukum yang utama dulu. Saya sudah menugaskan kepada jajaran Polda seluruh Indonesia untuk melakukan tindakan tegas, proses hukum kepada yang melakukan pembakaran. Dan bahkan setiap orang boleh,” tegas Tito.

Bacaan Lainnya

Dia mengatakan prajurit TNI juga dapat bertindak tegas jika menangkap basah pelaku pembakaran. “Termasuk juga saya meminta jajaran Panglima TNI, kalau tertangkap tangan itu boleh dilakukan penangkapan dan segera diserahkan kepada penyidik Kepolisian setempat,” ucap Tito.

“Sudah ada yang ditangkap, sudah banyak. Tapi kita ingin agar tindakan lebih tegas baik kepada perorangan maupun kepada perusahaan sehingga memberikan efek jera,” imbuh Tito.

Tito menuturkan agar masalah penegakan hukum terhadap kooporasi tertangani dengan baik, dirinya memerintahkan Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri, Brigjen Fadil Imran, untuk ikut meninjau lokasi.

“Saya juga membawa Direktur Tipditer dari Bareskrim khusus untuk masalah korporasi. Dia akan memberikan asistensi,” tandas Tito.

Asap Pekat Selimuti Pontianak

Sementara itu Kota Pontianak masih diselimuti asap pekat akibat kebakaran hutan di sejumlah wilayah di Kalimantan Barat, Selasa (13/8) pagi. Kabut asap membuat jarak pandang menjadi 100 hingga 200 meter.

Masyarakat mengeluhkan kondisi tersebut dan khawatir jika kondisi tersebut berlarut akan berdampak pada kesehatan.

“Ketika menuju ke masjid untuk salat Subuh, sangat terasa bau asap yang dihirup,” kata warga yang tinggal Parit Mayor, Pontianak, Tomi, Selasa (12/8) seperti dilansir dari Antara.

Tomi mengaku khawatir dengan kesehatan para anggota keluarganya. Hal ini lantaran sejumlah warga menurutTomi sudah ada yang mengalami radang tenggorokan.

Toni mengakatan kondisi tersebut sudah terjadi selama beberapa pekan terakhir. Sama seperti beberapa daerah lainnya, Kalimantan Barat juga belum diguyur hujan. Kondisi kemarau membuat lahan gambut mudah terbakar atau dibakar oleh pembukaan lahan.

“Saya setengah trauma dengan kabut asap seperti beberapa tahun lalu. Saya tidak ingin hal itu terulang,” katanya.

Sebelumnya, juga karena kabut asap, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak meliburkan aktivitas belajar sekolah tingkat TK dan SD mulai 13 hingga 14 Agustus 2019.

Kebakaran di Kalimantan Barat diketahui juga melibatkan puluhan tersangka pembakaran hutan. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kepolisian Daerah Kalbar Komisaris Besar Donny Charles Go mengatakan pihaknya telah mengamankan 21 tersangka dari 17 kasus pembakaran hutan.

“Terbanyak ada di tiga polres, yaitu Polresta Pontianak, Polres Mempawah dan Polres Bengkayang masing masing tiga kasus, sementara polres lainnya satu hingga dua kasus,” ungkapnya, Senin (12/8).

Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengatakan telah memanggil sebanyak 94 perusahaan yang membakar lahan di kawasan konsesi milik perusahaan.

“Ke-94 perusahaan ini terdiri dari 56 perkebunan, 38 Hutan Tanam Industri. Mereka kita panggil karena di sekitar kawasan konsesi yang mereka kelola terdapat titik api,” kata Sutarmidji di Pontianak, Senin (12/8) dikutip dari Antara.

Pemanggilan 94 perusahaan yang terindikasi membakar lahan berdasarkan pantauan titik panas dari satelit Lapan beberapa waktu lalu. Awalnya, ada 10 perusahaan yang akan dipanggil, namun Sutarmidji menyatakan, kemungkinan jumlahnya akan bertambah, sehingga kemarin dipanggil 94 perusahaan tersebut. (mb/detik/cnn indonesia)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *