DPR Panggil Menlu Soal WN Australia yang Ikut Demo Papua

Metrobatam, Jakarta – Komisi I DPR RI akan memanggil Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi untuk meminta penjelasan terkait empat Warga Negara Asing diduga asal Australia yang terpantau ikut aksi demonstrasi menuntut Papua Merdeka di Kantor Wali Kota Sorong pada 27 Agustus 2019 silam.

Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyari mengatakan pemanggilan Retno dijadwalkan berlangsung pada Kamis (5/9). “Kami mau panggil Menlu dulu (Kamis),” kata Abdul kepada wartawan, Senin (2/9).

Dia menerangkan, pihaknya akan mendengar penjelasan Retno terkait indikasi masalah yang terjadi di Papua sudah diinternasionalisasi. Menurutnya, jika indikasi itu benar maka sudah terjadi campur tangan dari negara lain di Papua dan harus segera disikapi secara serius oleh Indonesia lewat upaya diplomasi.

Namun, Abdul pun menyerahkan kepada Retno untuk memilih upaya diplomasi yang akan ditempuh bila masalah Papua benar sudah diinternasionalisasi.

Bacaan Lainnya

“Ini harus disikapi secara serius dengan meningkatkan upaya diplomasi. Biar dipikirkan Menlu,” ucapnya.

Politikus PKS itu menambahkan, WNA sepatutnya tidak terlibat dalam aksi demonstrasi di Papua.

Sebelumnya, sebanyak empat orang warga negara Australia ditangkap di Sorong, Papua dan sempat diperiksa pihak Imigrasi. Mereka kemudian dideportasi dari Papua.

Berdasarkan pemeriksaan empat orang itu menonton demonstrasi di Sorong, Papua Barat, karena mengira adalah festival budaya. Mereka, mengetahui demo itu festival budaya karena mendapat informasi yang keliru.

Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Imigrasi Sorong, Cun Sudirharto mengatakan, empat warga negara Australia tersebut masuk ke Indonesia dengan izin berwisata, bukan mengikuti aksi demo.

“Empat warga asing tersebut mengakui tidak memahami apa arti aksi tersebut karena informasi warga setempat demo tersebut adalah festival budaya,” ujar Cun seperti dikutip Antara, Senin (2/9).

Mengira Festival Budaya

Berdasarkan pemeriksaan empat orang itu menonton demonstrasi di Sorong, Papua Barat, karena mengira adalah festival budaya. Mereka, mengetahui demo itu festival budaya karena mendapat informasi yang keliru.

Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Imigrasi Sorong, Cun Sudirharto mengatakan, empat warga negara Australia tersebut masuk ke Indonesia dengan izin berwisata, bukan mengikuti aksi demo.

“Empat warga asing tersebut mengakui tidak memahami apa arti aksi tersebut karena informasi warga setempat demo tersebut adalah festival budaya,” ujar Cun seperti dikutip Antara, Senin (2/9).

Menurut Cun, berdasarkan hasil pemeriksaan tujuan warga negara asing tersebut berwisata di Raja Ampat. Karena kapal yang ditumpangi mereka gangguan sehingga harus mampir di Kota Sorong untuk mencari alat kapal.

Saat beraktivitas di Kota Sorong, empat warga Australia tersebut diajak warga setempat untuk menonton demo dengan alasan aksi itu festival budaya Papua.

Sementara Pemerhati Kemanusiaan Papua, Yohanes yang memberikan keterangan terpisah, sangat menyayangkan hal tersebut karena warga asing tersebut telah ditipu.

“Sangat disayangkan ada masyarakat yang memberikan informasi kepada wisatawan bahwa aksi demo yang berujung ricuh adalah festival budaya Papua,” kata dia.

Direktorat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) sebelumnya mengungkap identitas empat WNA itu.

Pertama, pria bernama Baxter Tom (37). Ia menggunakan visa jenis Exemption. Kemudian, perempuan bernama Davidson Cheryl Melinda (36) yang juga menggunakan visa jenis exemption. Selanjutnya ada Hellyer Danielle Joy (31) dan Cobbold Ruth Irene.

“Proses deportasi keempat WN Australia tersebut dilakukan pada Senin, 2 September 2019 melalui Bandar Udara DEO Kota Sorong dan diterbangkan menggunakan pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6197 menuju Bali melalui Makassar,” kata Kepala Sub Bagian Humas Direktorat Jenderal Imigrasi, Sam Fernando melalui keterangan resmi, Senin (2/9).

Sam mengatakan seluruh WNA selanjutnya akan dipulangkan menuju Australia menggunakan pesawat Qantas QF.44. Hanya saja WNA bernama Davidson Cheryl Melinda akan berangkat ke Australia pada 4 September 2019 menggunakan pesawat Virgin Australian Airline. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *