Polda Jatim Bantah Ada Teror Ular di Asrama Mahasiswa Papua

Metrobatam, Jakarta – Penghuni Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya menyatakan ada dugaan teror pelemparan ular ke gedung yang mereka huni pada Senin (9/9) dini hari WIB.

Saat itu dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera membantah teror itu terjadi. Pasalnya, menurut Frans, tak ada laporan terkait dugaan teror tersebut.

“Tidak ada itu, bohong,” ucapnya singkat saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com, Senin (9/9).

Tanpa bisa dielaborasi lebih lanjut, Frans Barung pun menutup sambungan telepon yang sempat terhubung itu.

Bacaan Lainnya

Sebelumnya, salah satu penghuni Asrama Papua, Yoab Orlando mengonfirmasi bahwa benar telah terjadi teror pelemparan ular ke Asrama yang diduga dilakukan orang tak dikenal. Aksi pelemparan teror ular itu dilakukan dengan menggunakan karung. Itu, sambungnya, terjadi sekitar pukul 04.19 WIB.

“Pagi tadi saat masih gelap, ada empat orang berpakaian preman berhenti di depan asrama, mereka masukkan ular, ada tiga ekor itu di dalam karung terbuka,” ungkap Yoab kepada CNNIndonesia.com.

Yaob menuturkan terdapat empat ekor ular yang salah satunya berjenis piton itu yang terbungkus dalam karung beras berukuran 15 kilogram. Sedangkan tiga ular lainnya terbungkus dalam kain.

“Kalau di dalam karung itu satu ekor, itu besar sekali, terus kalau tiganya itu di dalam kain, baru di lempar langsung ke dalam. Kainnya tidak diikat keras, langsung ularnya tercerai itu (terlepas),” jelasnya.

Menurut penuturannya, ular-ular itu terlepas dan melata liar lalu diduga bersembunyi di pekarangan asrama. Ia mengaku tidak mengetahui pasti jenis dari ular-ular yang lepas tersebut.

Yoab tak tahu pasti apa jenis ketiga ular yang terlepas tersebut. Ia dan juga penghuni lain di asrama itu khawatir ular yang lepas ia khawatir jika ular-ular itu ternyata jenis ular berbisa, yang dapat mengancam keselamatan penghuni asrama.

Lebih lanjut, saat penghuni asrama mencoba menangkap ular-ular tersebut, diduga pelaku pelemparan sempat memantau keadaan asrama tak jauh dari lokasi. Oleh karena itu, mahasiswa yang mengetahui keberadaan orang-orang itu pun berusaha mengejarnya.

“Anak-anak sempat kejar, tapi (pelaku) lari, mereka sempat jatuhkan teropong. Mereka berpakaian preman, empat orang dengan dua motor, tapi saya tidak tahu motor apa, dia lari lebih dulu,” katanya.

Tadi pagi, Yoab mengatakan dari pihaknya belum atau tidak ada yang melaporkan dugaan teror itu ke polisi. Selain itu, sambungnya, para penghuni asrama hingga saat ini masih tertutup kepada siapapun karena beberapa penghuni masih mengalami trauma usai pengepungan asrama yang terjadi pada 16-17 Agustus lalu. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *