Hina Ma’ruf Amin Babi, PBNU Apresiasi Langkah Polisi Cepat Tangkap Jafar Shodiq

Metrobatam, Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengapresiasi langkah polisi yang dengan cepat menangkap ‘Habib’ Jafar Shodiq. PBNU menilai ceramah Jafar jauh dari ajaran Islam.

“Kami apresiasi kepada polisi yang mengambil langkah cepat dan sekaligus kita menunggu proses persidangannya, dengan bukti-bukti tentunya,” kata Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini kepada wartawan, Kamis (5/12/2019) malam.

Helmy berpendapat kasus Jafar menjadi pelajaran bagi tiap penceramah. Menurut dia, semestinya ceramah mengajarkan hal-hal positif.

“Tentu ini menjadi pelajaran buat semuanya bahwa kebebasan berbicara itu tetap ada kerangka hukum dan kita tidak boleh memaki-maki orang, apalagi dalam forum pengajian,” ujar Helmy.

Bacaan Lainnya

“Yang namanya pengajian itu mengajarkan pada kebaikan, memperkokoh ukhuwah. Jadi kepada para mubalig, mari kita ajarkan islam adalah agama yang ramah, bukan yang marah,” sambung dia.

Helmy juga menolak pernyataan Sekjen Koordinator Pelaporan Bela Islam (Korlabi), Novel Bamukmin, yang menuding proses hukum terhadap Jafar adalah kriminalisasi ulama. Dia menegaskan kedudukan semua warga negara yang bersalah sama di mata hukum.

“Ini tidak ada hubungannya dengan kriminalisasi ulama. Yang mengkriminalkan ulama siapa? Nggak ada hubungannya. Siapa pun kalau ada masalah terkait dengan penghinaan, mau ulama, nggak ulama, tentu akan dikenakan sanksi hukum. Semua sama di mata hukum,” tutur Helmy.

Menurutnya, seseorang tak boleh memberi ceramah atas nama agama, tetapi pesan yang disampaikan adalah kebencian. “Tidak boleh ceramah atas nama agama, lalu justru menebar kebencian, menghujat, menghina. Dalam pandangan kami itu jauh dari Islam, apa yang disampaikan dia itu jauh dari Islam,” pungkas Helmy.

Sebelumnya diberitakan, dalam video yang beredar luas di media sosial, Jafar Shodiq awalnya berbicara mengenai sebuah riwayat pada zaman Nabi Musa. Jafar menuturkan ada seseorang yang belajar ilmu agama tapi ilmu tersebut digunakan untuk mengejar urusan dunia. Atas hal itu, menurut Jafar, Allah SWT menjadikan orang tersebut sebagai babi.

Jafar mengatakan Nabi Musa kaget akan hal itu dan berdoa kepada Allah agar mengembalikan babi tersebut menjadi manusia. Barulah Jafar menyinggung ustaz-ustaz bayaran di era sekarang. Dia juga bertanya kepada jemaah mengenai sosok Ma’ruf Amin.

“Maka kalau ada zaman ustaz-ustaz sekarang andai kata ada ustaz-ustaz bayaran, ada ustaz-ustaz target yang di zaman Nabi Muhammad SAW, hidup di zaman Nabi Musa AS sudah berubah menjadi seekor babi,” ujar Jafar.

“Berarti ustaz-ustaz bayaran apa? (Dijawab jemaah: babi). Apa? (Babi). Apa? (Babi). Saya tanya Ma’ruf Amin babi bukan? (Dijawab jemaah: babi). Babi bukan? (Babi),” kata Jafar disambut teriakan jemaah.

Jafar Shodiq sendiri sudah ditangkap oleh Bareskrim Polri pada Kamis (5/12) dini hari di rumahnya, Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Dalam hal ini, Korlabi membela Jafar.

Ma’ruf Amin Memaafkan

Video ceramah Habib Jafar Shodiq yang diduga menghina Wakil Presiden Ma’ruf Amin dengan istilah babi viral di media sosial. Ma’ruf pun memaafkan Habib Jafar.

Menanggapi hal itu, Ma’ruf mengatakan ceramah Habib Jafar dilakukan sebelum Pilpres 2019. Ma’ruf menyebut pernyataan Habib Jafar kebablasan.

“Kalau nggak salah itu kan masih dalam rangka pilpres ya, itu kan memang kebablasan lah, kan itu narasi permusuhan, narasi kebencian, berlebihan lah, menurut saya itu tidak baik. Oleh karena itu, supaya tidak diulangi lagilah yang seperti itu,” kata Ma’ruf di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2019).

Ma’ruf menegaskan tak akan melaporkan Habib Jafar ke polisi. Dia berharap Habib Jafar bisa berubah ke arah yang lebih baik.

“Oh tidak, mudah-mudahan tentu dia bisa menyadari saja dan mengubah cara bernarasi, jangan menyampaikan pesan-pesan… agar lebih baik,” ujar dia.

“Kalau bagi saya itu memang harus memaafkan orang yang memang lagi, bagaimana yah, depress. Ya kebablasan saya kira itu,” sambung Ma’ruf. (mb/detik)

Pos terkait