Jokowi: Golkar Panas, Politik Nasional Ikut Panas

Metrobatam, Jakarta, CNN Indonesia — Meski mengklaim tak melakukan intervensi, Presiden Jokowi mengaku tak ingin melihat Partai Golkar panas dan terpecah menjadi partai baru akibat perebutan kursi pemimpin. Pasalnya, hal itu akan membuat politik nasional ikut panas.

Hal ini dikatakannya saat menyinggung soal kompetisi yang ketat dalam memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Golkar antara Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo.

“Kalau Golkar panas, perpolitikan nasional ikut panas. Sebetulnya juga enggak apa-apa, tapi kalau ada jalan persaudaraan, kerukunan, mengapa pilih yang panas-panas?” ucapnya, dalam pembukaan Munas Partai Golkar, di Jakarta, Selasa (3/12).

“Kalau Golkar ini pecah, jadi partai baru lagi. Itu kekhawatiran saya. Golkar partai besar, jadi aset besar negara Indonesia,” ia melanjutkan.

Bacaan Lainnya

Menurut Jokowi, negara saat ini butuh stabilitas politik terutama untuk menjaga perekonomian. Ia pun tak ingin Indonesia menjadi Hongkong ataupun Chile yang ekonominya bergejolak akibat politiknya tak stabil.

“Kalau stabilitas politik goyang sedikit, sangat berbahaya; enggak ada investasi kalau stabilitas politik enggak baik,” ucap dia.

Diketahui, Airlangga dan Bamsoet sempat berseteru ketat terkait pemilihan Ketua Umum Partai Golkar. Kubu Bamsoet menyebut ada intervensi Istana kepada ‘Beringin’.

Saat munas hendak digelar, Bamsoet menyatakan pengunduran diri dari kompetisi. Ia disebut sempat menemui utusan Jokowi sebelumnya.

Jokowi pun membantah ada intervensi kepada Partai Golkar. “Kemarin ada yang menyampaikan istana intervensi. Tidak ada. Saya berikan jaminan tidak ada,” tepis dia.

Tak Ada Forum Tandingan

Setelah mundurnya Bambang Soesatyo (Bamsoet) dari bursa calon ketum Partai Golkar, Sekjen Golkar Lodewijk F Paulus mengatakan tidak ada lagi forum tandingan. Lodewijk mengatakan, jika ada forum tandingan, itu bagian dari demokrasi.

“Nggak ada (forum tandingan). Kalau ada forum-forum itu bagian dari demokrasi,” kata Lodewijk di The Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2019).

Lodewijk mengatakan, jika loyalis Bamsoet berkumpul, itu merupakan bagian dari masukan ke DPP Golkar. Dia pun mengatakan tidak bisa melarang seseorang mengeluarkan pendapat.

“Mereka kumpul memberi masukan. Karena sekarang temen-temen wartawan kalau kumpul di warung kopi Cikini masa kita larang mengeluarkan pendapat,” ujarnya.

Ketika ditanyakan soal pemberian dan penerimaan dalam kompromi antara Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Bamsoet, Lodewijk mengatakan Bamsoet sudah menerima pemberian. Dia menyebut soal posisi Ketua DPR dan Ketua MPR, dua jabatan yang telah dan sedang diemban Bamsoet.

“Bambang kan sudah menerima itu. Mulai dari Ketua DPR dan Ketua MPR. Give-nya dari Pak Airlangga sudah dia terima,” ucap Lodewijk.

“Sekarang gimana yang lain? Itu kan sudah ditawarkan juga oleh Pak Airlangga. Sejauh Pak Airlangga bisa mengupayakan itu ya beliau upayakan. Artinya namanya Pak Airlangga kan ada batas kemampuan dan kewenangan apa yang dia berikan. Tidak semuanya,” imbuhnya.

Sebelumnya, Bamsoet menyatakan mundur dari pencalonan sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Bamsoet mengatakan hal ini dilakukan setelah dia bertemu dengan sejumlah tokoh senior Golkar.

Dia mengatakan pengunduran diri ini sebagai upaya menjaga kekompakan Golkar ke depan. Atas rekonsiliasi ini, dia mengatakan tak ada lagi kubu Bamsoet ataupun Airlangga.

“Maka dengan semangat rekonsiliasi yang telah kita sepakati bersama, maka demi menjaga soliditas dan keutuhan Partai Golkar, maka saya pada sore hari ini menyatakan tidak meneruskan pencalonan saya sebagai kandidat Ketua Umum Golkar untuk periode 2019-2024,” kata Bamsoet setelah bertemu dengan Luhut dan Airlangga di Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Selasa (3/12).

Ridwan Hisjam Tak Mau Mundur

Sebaliknya Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Ridwan Hisjam menyatakan akan tetap maju sebagai bakal calon ketua umum (caketum) Partai Golkar.

Ia mengaku tidak mengikuti langkah kader ‘Beringin’ yang telah menyatakan mundur sebelum Musyawarah Nasional (Munas) X Golkar dibuka.

“Alasan apa mengundurkan diri?” kata Ridwan saat ditemui di arena Munas X Golkar, Kuningan, Jakarta, Selasa (3/12).

Ia menyatakan akan tetap mengikuti proses pemilihan caketum Golkar selanjutnya. Ridwan juga mengaku akan melakukan upaya pendekatan ke pemimpin DPD tingkat I, DPD tingkat II, dan organisasi sayap agar bisa memenuhi syarat dukungan 30 persen pemilik suara untuk menjadi caketum Golkar.

“Enggak mundur, aku enggak pernah teken surat. Saya akan ikuti tahapannya sampai tahap dukungan. Kita serahkan kepada peserta pemilik suara,” katanya.

Sebelumnya, dua dari lima bakal caketum Golkar yang dinyatakan Komite Pemilihan memenuhi syarat yaitu Bambang Soesatyo dan Agun Gunandjar Sudarsa telah menyatakan mundur dari pencalonan.

Menurut Ketua Pelaksana Munas Golkar Ades Kadir bakal caketum Golkar Ali Yahya pun telah mengundurkan diri. Namun, Ali belum memberikan pernyataan secara resmi terkait pengunduran dirinya tersebut hingga saat ini.

Menyikapi pengunduran diri sejumlah bakal caketum Golkar, kubu bakal caletum petahana Airlangga Hartarto membuka kemungkinan pemilihan ketua umum Partai Golkar periode 2019-2024 akan dilakukan dengan sistem aklamasi.

“Kemungkinan besar arahnya kepada aklamasi,” kata loyalis Airlangga, Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan, Selasa (3/12). (mb/cnn indonesia/detik)

Pos terkait