Polisi Tembak Mati Dua Kurir Sabu Jaringan Malaysia, Ini Alasannya

Metrobatam, Surabaya – Dua kurir narkoba yang ditembak mati dirilis polisi. Kedua kurir itu yakni Deny Saipul Anwar (26) warga, Kanigoro, Malang dan Tony Ganda Wijaya (34) warga Sekardangan, Sidoarjo.

Kapolrestabes Surabaya Kombes Sandi Nugroho mengatakan, kedua pelaku ditembak saat akan ditangkap di sebuah hotel di wilayah Sukomanunggal. Rencana penangkapan itu dilakukan polisi karena adanya informasi bahwa mereka sudah berada di surabaya.

Namun, saat akan ditangkap, mereka ternyata melakukan perlawanan, sehingga mereka harus ditembak polisi. Kedua pelaku sendiri diketahui tewas saat sedang perjalanan ke RSU dr Soetomo.

“Jadi sekitaran di sana pelaku mencoba melawan petugas dan akhirnya ditindak tegas oleh petugas. Sehingga kedua pelaku DS dan TG ditembak dan meninggal dunia ketika hendak dibawa ke rumah sakit,” kata Kapolrestabes kepada wartawan saat rilis di kamar mayat RSU dr Soetomo, Senin (2/12/2019).

Bacaan Lainnya

Sandi menegaskan, pihaknya tidak akan ragu menindak tegas terhadap para pelaku jaringan narkoba. Sebab, pihaknya telah berkomitmen akan ingin memberantas peredaran narkoba khusus di Kota Pahlawan.

“Polrestabes Surabaya tidak akan sungkan melakukan tindakan tegas terukur pada pelaku narkoba, bagi para jaringan di Surabaya dan berani masuk di Surabaya,” tegas Sandi.

Selain menembak dua kurir jaringan narkoba, polisi juga menangkap seorang pelaku lainnya yang ditangkap hidup yakni Dwi Purwanto (46) warga Krajan, Malang. Tersangka sendiri ditangkap setelah membawa narkoba dari Jakarta ke Surabaya dengan membawa 3 bungkus sabu seberat 300 gram.

Sebelumnya, polisi menembak mati dua kurir, DS dan TG, yang membawa 2 kilogram sabu. Saat hendak ditangkap, kedua kurir yang tergabung dalam jaringan internasional ini mencoba melawan.

Kasat Resnarkoba Polrestabes Surabaya Kompol Memo Ardian mengatakan pihaknya telah membuntuti dua kurir ini sejak lama.

“Jadi benar kami dan tim melaksanakan tindakan tegas dikarenakan melawan petugas saat melakukan pengembangan yang katanya ada satu kelompok lagi barangnya sudah masuk ke Surabaya,” kata Memo ditemui di Kamar jenazah RSU dr Soetomo Surabaya, Minggu (1/12/2019).

Tak hanya itu, Memo menyebut keduanya merupakan jaringan internasional, tepatnya dari Malaysia. Jaringan ini pun memiliki keterkaitan dengan beberapa jaringan yang telah ditangkap sebelumnya. (mb/detik)

Pos terkait