5 Tahanan Rutan Batam yang Gagal Kabur Kini Diisolasi

Metrobatam, Batam – Lima tahanan narkoba Rutan Klas IIA Batam yang mencoba kabur diisolasi petugas. Mereka gagal kabur setelah dipergoki petugas menaiki tembok setinggi enam meter di Blok A Tahanan Narkoba.

Tahan narkoba yang mencoba kabur adalah Ibrahim bin Iskandar, Al Mufti bin Sofyan, Amrizal bin Zani, Sufrianto bin Kasim, dan Rudin Harianto bin Hasan Basri. Kelimanya ditemukan terkapar jatuh dari tembok setinggi enam meter.

Untuk mengantisipasi luka-luka yang dialami pelaku, kelimanya langsung dilarikan petugas ke rumah sakit. Petugas langsung mengamankan situasi di dalam rutan. Bahkan petugas dari Brimob Polda Kepri bersenjata lengkap turun ke lokasi untuk membantu mengamankan rutan.

Kepala Rutan Batam, David Gultom, mengatakan bahwa upaya kabur pelaku dipergoki petugas jaga di menara tiga. Saat itu petugas melihat kepala pelaku sudah di atas tembok. Petugas jaga langsung mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak dua kali sehingga para pelaku langsung jatuh dari tembok satu. Saat menaiki tembok para pelaku menggunakan kain sarung.

Bacaan Lainnya

“Begitu melihat mereka, petugas jaga langsung mengeluarkan tembakan peringatan, mereka langsung jatuh,” kata David saat ditemui di Rutan Batam, Jalan Trans Barelang, Tembesi, Sagulung, Senin (24/10).

Akibat perbuatannya, petugas akan mengajukan pencabutan hak-hak mereka selama menjalani hukuman. Untuk saat ini kelimanya sudah dimasukkan ke sel isolasi.

David menyampaikan, empat di antaranya merupakan tahanan titipan Pengadilan Negeri Batam dan seorang tahanan Kejaksaan Negeri Batam. Pihaknya masih melakukan penyelidikan apakah masih ada tahanan yang terlibat. “Sudah kami masukkan blok isolasi. Sanksi lainnya, kami akan menyurati kepada instansi terkait, supaya mempertimbangkan vonisnya dan hak-haknya dicabut,” katanya.

Dia menambahkan, saat ini jumlah tahanan rutan sebanyak 781 orang, padahal jumlah idealnya hanya 285 orang. Tahanan yang paling banyak merupakan tahanan narkoba, disusul tahanan pencurian, selebihnya kriminal biasa. Untuk memaksimalkan penjagaan, kata Gultom, pihaknya sedang mengusahakan penambahan pegawai agar dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kasus narkoba 60%, kasus pencurian selebihnya. Kami masih berupaya untuk penambahan pegawai rutan karena tidak sesuai jumlah pegawai dengan jumlah tahanan,” tutupnya.(mb/okezone)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *