6.474 Jenis Barang Made in RI Gratis Masuk Australia

Metrobatam, Jakarta – Indonesia dan Australia hari ini melakukan penandatangan perjanjian kerja sama terkait perdagangan bebas. Dalam perjanjian tersebut sebanyak 6.474 jenis barang dari Indonesia ke Australia akan dibebaskan biaya pos tarifnya.

Penandatanganan itu dilakukan langsung oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Simon Birmingham di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Senin (4/3).

“Perjanjian ini akan menghilangkan tarif Australia 100% (barang dari Indonesia ke Australia). Sedangkan tarif Indonesia 94% akan dihapuskan secara bertahap (barang dari Australia ke Indonesia),” kata Enggartiasto dalam sambutannya.

Adapun, beberapa produk Indonesia ke Australia yang dibebaskan antara lain tekstil, karpet, ethylene glycol, furniture kayu, hingga produk otomotif. Sebelumnya, produk tersebut dikenakan tarif sebesar 5%.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut, ia mengungkapkan penandatanganan tersebut dapat meningkatkan kerja sama perdagangan hingga investasi.

“Saya percaya ini bisa meningkatkan produk di perdagangan dengan Australia. Kita menargetkan sebesar-besarnya,” paparnya.

Pria yang akrab disapa Enggar itu pun mengungkapkan, angka kerja sama Indonesia dan Australia di tahun 2018 mencapai US$ 8.6 miliar atau setara dengan Rp 120 triliun (kurs Rp 14.000).

RI Teken Perjanjian Perdagangan Bebas

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan Menteri Pedagangan Enggartiasto Lukita Senin pagi (4/3) menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Australia.

Dipantau detikFinance, acara berlangsung pada pukul 10.00 WIB dan dihadiri juga Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Simon Birmingham

Berdasarkan agenda Kemendag, JK akan menyaksikan penandatanganan perjanjian perdagangan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Australia (IA-CEPA), yang dilakukan oleh Enggar dan Simon.

Sebelumnya dari catatan detikFinance, pada hari Jumat, (15/2) di Canberra, Simon juga mengatakan hal yang sama. “Saya terus melakukan diskusi yang konstruktif dengan sejumlah Menteri Indonesia selama beberapa bulan terakhir dan kita sudah menyelesaikan perundingan di mana penandatanganan akan dilakukan bulan Maret.” kata Birmingham.

“Ini perjanjian kuat bagi kedua negara, di mana akan ada peningkatan perdagangan dan investasi timbal balik, menciptakan lebih banyak kesempatan bagi petani, bisnis dan pembangunan ekonomi.” tuturnya.

“Indonesia adalah negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, dengan ekonomi yang tumbuh cepat, membuat peningkatan hubungan kedua negara secara strategis maupun secara ekonomi penting.” kata Birmingham lagi.

Sekadar informasi, IA-CEPA sendiri telah rampung pada 31 Agustus 2005. Negosiasi perjanjian ini melalui jalan yang panjang selama 13 tahun atau sejak 2005. (mb/detik)

Pos terkait