832 Orang Meninggal, Ini Fakta Terbaru Gempa dan Tsunami Sulteng

Metrobatam, Palu – Sebanyak 832 orang meninggal akibat gempa dan tsunami di Palu serta Donggala, Sulawesi Tengah. Akses ke beberapa daerah belum semuanya terhubung.

Berikut ini adalah sejumlah fakta penanganan gempa dan tsunami di Sulteng hingga Minggu (30/9) pukul 20.00 WIB

1. Korban meninggal 832 orang

Hingga Minggu (30/9) siang, BNPB mencatat 832 orang meninggal dunia akibat bencana ini. Jumlah itu terdiri dari 821 orang di Palu dan 11 orang di Donggala. Korban luka berat sebanyak 540 orang dan jumlah pengungsi 16.732 yang tersebar di 24 titik.

Bacaan Lainnya

2. Korban jiwa dimakamkan massal

Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan korban meninggal dunia segera dimakamkan secara layak. Hari ini banyak yang dimakamkan secara massal karena pertimbangan kesehatan.

Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan lahan yang disiapkan ada di Jl Garuda, Palu. Dia dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sudah mengecek kondisinya.

3. Sulteng tanggap darurat

BNPB menyebut Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari. Masa tanggap darurat ditetapkan sejak 28 September 2018 sampai 11 Oktober 2018.

4. Ada WNA yang hilang

Ada 71 warga negara asing (WNA) berada di Palu saat terjadi gempa. WNA yang berada di Palu berasal dari Singapura, Belgia, hingga Jerman. Ada yang sudah dievakuasi dan 5 orang kondisinya belum diketahui.

5. 4 daerah alami likuifaksi

Fenomena likuifaksi (liquefaction) atau ‘bangunan dan pohon berjalan’ muncul seesat setelah gempa bumi di Sulawesi Tenggara. BNPB menyebut ada 4 daerah yang mengalami likuifikasi yaitu Jl Dewi Sartika Palu Selatan, Petobo, Biromaru (Sigi), dan Sidera (Sigi).

6. Akses komunikasi di 3 daerah belum pulih

BNPB menyebut ada tiga wilayah di Sulawesi Tengah yang masih terganggu akses komunikasi pascagempa. Ketiga wilayah tersebut adalah Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Parigi Moutong.

7. Wali kota dan wakil wali kota Palu selamat

Sempat beredar kabar bahwa Wali Kota Palu, Hidayat, meninggal akibat tsunami. Kabar itu dipastikan hoax. Wakil Wali Kota Palu, Sigit Purnomo (Pasha ‘Ungu’) juga memastikan dia baik-baik saja.

Saat gempa dan tsunami menerjang Palu, Pasha sedang berada di kediamannya. Namun, karena merasa tidak aman Pasha bersama istrinya Adelia Wilhelmina pindah ke pengungsian. (mb/detik)

Pos terkait