Anak Punk, Memprihatinkan tapi Meresahkan

Kehadiran anak punk kerap membuat warga menjadi tidak nyaman

Metrobatam.com, Batam – Meski sudah pernah dirajia berulangkali, keberadaan anak punk di Kota Batam, masih tetap menjamur. Hingga Jumat malam, beberapa anak punk masih terlihat berkeliaran di beberapa sudut jalan.

“Kalau sama polisi kami nda takut. Polisi tidak pernah nangkap kami. Yang suka nangkapin itu Satpol PP,” ujar Hendrik salah satu anak punk yang ngamen di perempatan lampu merah simpang Kabil, Jumat (29/4) malam.

Hendrik yang malam itu bersama dengan lima orang temannya mengaku dari hasil ngamennya dari pagi hingga malam terkadang hanya dapat Rp.14 ribu. Jumlah itu, lanjutnya, tidak cukup apa-apa, untuk makan sendiri saja tidak cukup. “Oom bisa bayangin, uang sebesar itu terkadang untuk makan kami berlima,” jelasnya.

Para anak punk yang bermarkas di daerah Batuaji ini pernah ditangkap Satpol PP beberapa kali, namun mereka mengaku tidak kapok. “Kami sudah pernah ditangkap lebih dari dua kali, cuma dua atau tiga hari setelah ditangkap, kami biasanya dilepaskan kembali,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Sementara itu Yuniar salah seorang pengguna kendaraan umum rute Batuaji-Jodoh  mengatakan,  keberadaan anak punk yang berkeliaran dibeberapa ruas jalan di Kota Batam, sangat mengganggu kenyamanan para pengguna angkutan umum. Mereka itu terkadang berbuat tidak senonoh dan penampilannya menakutkan.

“Kami berharap Pemko Batam melakukan penertiban terhadap anak-anak punk ini. Pemko jangan cuma melakukan pencitraan tapi harus serius dalam menangani anak-anak punk ini,” pinta Yuniar.

Perempuan yang bekerja di kawasan Nagoya ini mengaku, terkadang suka merasa prihatin juga terhadap keberadaan anak-anak punk itu. “Beberapa waktu lalu saya pernah melihat mereka makan nasi sebungkus untuk berlima. Bahkan terkadang mereka minta-minta bekas bubuk gorengan karena lapar,” tambahnya.

Hal yang sama diungkapkan Ucok sopir rute Dapur 12 – Jodoh. Sebagai manusia, saya suka merasa kasihan melihat mereka. Tetapi di sisi lain, penampilan dan sikap mereka terkadang meresahkan warga. “Kalau di mobil sudah ada mereka, penumpang umumnya tidak mau naik. Penumpang suka pada ketakutan jika melihat anak-anak punk itu,” tambah Ucok.

Namun baik Yuniar mau pun Ucok sangat berharap kepada Pemko Batam untuk bisa memberikan pelatihan kepada mereka. Bagaimana pun, mereka adalah warga Batam yang harus dibina. “Saya rasa, kalau mereka diberi bekal pelatihan keterampilan mereka pasti mau. Sekarang hanya tinggal niat dari Pemko Batam, ada tidak solusi untuk mereka. Jadi bukan hanya asal tangkap,” tutup Yuniar (metrobatam.com)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *