Bagi Sembako Jokowi Disebut Kampanye, Istana: Tak Masuk Akal

Metrobatam, Jakarta – Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai pembagian sembako ke warga yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berkunjung ke daerah sebagai bentuk kampanye jelang Pilpres 2019. Pihak Istana Kepresidenan membantah tudingan itu.

Juru Bicara Presiden Johan Budi Sapto Prabowo mengatakan pembagian sembako tersebut sudah lama dilakukan saat Jokowi berunjung ke daerah sehingga dirasa tidak mungkin dikaitkan dengan kampanye Pilpres 2019.

“Bagi-bagi sembako itu dilakukan tidak hanya kemarin itu, itu sudah lama. Jadi nggak make sense (masuk akal) dikaitkan dengan kampanye, apalagi kampanye belum dimulai, pendaftaran juga belum dimulai,” kata Johan Budi kepada detikcom, Selasa (10/4).

Dia juga mengatakan pembagian sembako itu ada dananya yang berasal dari pos anggaran operasional Presiden. Pembiayaan yang merupakan hak Presiden itu diatur di dalam Undang-Undang.

Bacaan Lainnya

“Bagi-bagi sembako itu ada dananya memang ada, namanya Dana Opersaioal Presiden, dan bantuan Presiden itu ada dalam peraturan Kementerian Sekretariat Negara dan Dana Operasional Presiden itu dilaksanakan atas perintah Presiden. Presiden ingin membantu rakyat kecil dengan memberikan sembako. Apa yang salah?” kata Johan.

Jika penggunaan kemasan pembagian sembako itu menggunakan tas berlogo Istana Kepresidenan, Johan menilai hal itu juga wajar. Sebab Jokowi adalah Presiden dan pembagian sembako itu menggunakan dana operasionalnya.

“Pakai tas istana? Loh, memang itu dari Presiden kok. Seperti sepeda hadiah Presiden Jokowi dan dana DOP juga dimiliki oleh Wakil Presiden, dikelola oleh Kepala Sekretariat Presiden yang di bawah Kementerian Sekretariat Negara. Jadi tidak ada yang dilanggar dari sisi aturan dan kedua, tidak ada kaitannya dengan kampanye,” jelas Johan.

“Ini dilakukan sejak zaman dulu, kenapa baru sekarang dikritik?” tambah Johan.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fadli Zon mempertanyakan penggunaan aparat kepolisian yang membantu distribusi pembagian sembako Joko Widodo di Sukabumi, Jawa Barat. Menurutnya, hal tersebut menimbulkan kesan negatif di masyarakat.

“Aparat, kepolisian, Paspampres membagi-bagi sembako, kita nggak tahu tujuannya seperti apa ya. Tentu saja rakyat langsung berinterpretasi, wah ini tujuannya untuk Pilpres 2019,” kata Fadli di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/4).

Dia juga mempersoalkan dana yang digunakan Jokowi dalam program bagi-bagi sembako itu. Jokowi, sebut Fadli, harus menjelaskan asal uang tersebut.

“Ini menurut saya nggak pas. Kalau mau dibagikan-bagikan itu secara sistematis dan itu harus jelas ini dari presiden pribadi, presiden sebagai presiden menggunakan dana presiden atau dari mana,” ujarnya.

Setop Pembagian Sembako

Komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja menyarankan Presiden Joko Widodo agar tidak lagi melakukan bagi-bagi sembako saat berkunjung ke daerah.

Menurut Rahmat, pembagian sembako dapat diasumsikan sebagai bentuk kegiatan kampanye oleh sejumlah pihak. “Kami harapkan sekarang tidak bagi-bagi sembako,” kata Rahmat di kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (10/4).

Menurut Rahmat, alangkah baiknya jika Jokowi menyampaikan kinerja yang sudah dilakukan selama menjadi presiden, misalnya berhasil membangun infrastruktur di berbagai daerah seperti jalan tol, pelabuhan, bandara dan lain-lain. “Masyarakat kita juga bukan fakir miskin semua kan,” ucapnya.

Sebelumya Jokowi diketahui sempat melakukan bagi-bagi sembako saat kunjungan ke Sukabumi, Jawa Barat, pekan lalu. Kegiatan Jokowi tersebut lantas ramai dibicarakan di media sosial.

Rahmat mengatakan Bawaslu telah mengetahui hal tersebut melalui media massa dan media sosial. “Ini temuan masyarakat bukan temuan panwas,” katanya.

Jokowi membagi-bagikan paket sembako kepada masyarakat saat berkunjung ke Sukabumi, Jawa Barat pekan lalu.

Tak lama kemudian, kegiatan tersebut menjadi perbincangan di dunia maya. Salah satu penyebabnya yakni beredar potongan kupon bertuliskan Kupon Sembako Kunjungan Kerja Presiden RI berstempelkan Polri Resor Sukabumi.

Kepala Staf Presiden Moeldoko lantas angkat suara. Dia menyatakan pembagian sembako yang dilakukan Presiden Joko Widodo ketika kunjungan ke daerah bukan bentuk kegiatan kampanye terutama jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

“Kan tidak (kampanye). Enggak ada upaya itu,” kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (9/4).

Pembagian sembako, kata Moeldoko, diketahui telah dilakukan Jokowi sejak awal menjabat Presiden.

Salah satunya pada akhir pekan lalu saat Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Jokowi kunjungan kerja ke Sukabumi menggunakan kereta kepresidenan.

Dalam kunjungan tersebut beredar kupon pembagian sembako dari presiden. Kupon diberikan, kata Moeldoko, supaya pembagian berlangsung rapi dan teratur.

“Untuk menjaga ketertiban. Jadi ada polisi, Danramil, Babinsa karena ini ada masa besar, jangan-jangan ada yang pingsan. Ini kan bisa terjadi,” tuturnya. (mb/detik)

Pos terkait