Bawaslu Selidiki Dugaan Pelanggaran Sandi Safari Kampus

Metrobatam, Jakarta – Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI Mochammad Afifuddin mengatakan pihaknya telah menerima laporan kegiatan yang dilakukan calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno saat berkunjung ke sejumlah kampus beberapa hari belakangan.

Laporan itu, katanya, juga didapatkan dari pihak penyelenggara acara atau kampus yang diberikan kepada pengawas pemilu daerah setempat dan diteruskan ke Bawaslu RI.

“Dari beberapa daerah yang kampusya didatangi (Sandi) juga mulai ada surat dari panwas (Panitia Pengawas) dan lain-lain, penjelasan panitia dan lain-lain, (mengenai kegiatan) di Jawa Tengah dan Jawa Timur,” kata Afifuddin saat ditemui di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/9).

Menindaklanjuti itu, kata Afifuddin, Bawaslu RI saat ini masih mengkaji setiap laporan yang masuk. Pengkajian ini dilakukan demi mengetahui apakah terdapat unsur pelanggaran yang dilakukan Sandi dalam kegiatan tersebut. Misalnya, berkampanye di areal lembaga pendidikan.

Bacaan Lainnya

“Kami lihat apakah ada unsur kampanye yang dilakukan,” kata dia.

Terkait kegiatan yang bisa dikategorikan kampanye, kata Afifuddin, di antaranya adalah jika menyinggung soal visi dan misi serta ajakan memilih.

“Kalau nanti ada ajakan dan lain lain, nanti jajaran kami akan menindak. Tapi kalau sekarang yang biasa masuk ke kegiatan mereka itu kan dalam acara apa. Itu yang kita harus ekstra hati-hati untuk mencari ada tidaknya unsur kampanye itu,” kata Afifuddin.

Sebelumnya seperti dikutip dari Antara pada Sabtu (22/9), Sandiaga berkunjung ke Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sukoharjo, Jawa Tengah.

Di sana, Sandi sebenarnya dijadwalkan mengisi kuliah umum tentang kewirausahaan di Gelanggang Olahraga (GOR) UMS. Namun, dalam kunjungannya itu, Sandiaga mendapat penolakan dari mahasiswa. Para mahasiswa itu berorasi berkumpul di depan GOR.

Mahasiswa sempat masuk ke halaman GOR, tetapi diminta keluar oleh petugas keamanan kampus. Meski demikian, hal itu tidak menghentikan mahasiswa terus menyampaikan orasi di luar pagar GOR.

Salah satu mahasiswa, Muhammad Ismail mengatakan aksi mereka tak berarti jadi pula dukungan terhadap capres lain, yakni Joko Widodo yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin.

“Kami bukan berarti mendukung Joko Widodo. Yang pasti kami menolak politisasi kampus. Oleh karena itu, kami ingin kampus juga membuka ruang demokrasi seluas-luasnya. Kampus memiliki tugas independen yang tidak boleh dipolitisasi,” kata seorang mahasiswa pelaku aksi orasi. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait