Bencana Hidrologi Musim Hujan Kepung Sumatra

Metrobatam, Jakarta – Bencana hidrologi akibat curah hujan tinggi terjadi di sejumlah wilayah di Pulau Sumatra.

Di Provinsi Aceh, jembatan penghubung Desa Babah Lhung dan Desa Alue Keumang, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat rubuh dan ambruk terseret derasnya arus Krueng/Sungai Meureubo. Di dua desa itu terdapat 120 kepala keluarga (KK) dengan 575 jiwa.

Kepala Desa Alue Keumang, Zulkifli mengatakan ia dan warganya terisolasi akibat jembatan yang rubuh pada Selasa (11/12) sekitar pukul 20.00 WIB.

“Akibatnya jembatan rubuh dan kerangkanya hanyut dibawa arus. Saat ini kami terisolir dan listrik padam karena di jembatan itu ada kabel listrik untuk dialiri ke masyarakat dari desa seberang,” ujar Zulkifli seperti dikutip dari Antara.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, akibat curah hujan tinggi semalam di Sumatera Barat terjadi tanah longsor yang memutus jalan di kawasan Kabupaten Agam, juga akses jalan lintas Sumatra yang mengubungkan Padang dengan Provinsi Jambi di Sitinjau Laut.

Untuk di titik Sitinjau, Dinas PU Sumbar dan PT Semen Padang mengirimkan alat berat guna membantu pembersihan material longsor yang memutus jalur lintas Sumatra tersebut sejak dini hari tadi.

“Dua alat berat sudah bekerja sekarang. Diharapkan 1-2 jam lagi akses jalan kembali bisa dibuka,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, E Rahman, di Padang, Rabu (12/12).

Selain alat berat, personel BPBD Sumbar dan Padang juga turun ke lapangan membantu pembersihan material longsor. Akses jalan itu tidak hanya menghubungkan Padang-Jambi, tetapi juga Padang-Pekanbaru, Riau yang juga terputus akibat jembatan ambruk dua hari sebelumnya.

Sebelumnya akses jalan lintas Sumatera Padang-Pekanbaru juga lumpuh karena jembatan ambruk di Kayu Tanam, Padang Pariaman.

Perbaikannya, berupa pemasangan jembatan panel diperkirakan membutuhkan waktu lima hari, itupun baru bersifat darurat. BPBD Sumbar mengingatkan masyarakat provinsi itu untuk tetap waspada bahaya longsor dan banjir karena curah hujan hingga 10 hari ke depan diperkirakan masih tinggi.

Untuk longsor di Kabupaten Agam, terjadi sepanjang tujuh meter dan tinggi semeter di Aia taganan, Nagari Matua Hilia.

“Ini merupakan longsor susulan, karena lokasi merupakan bekas longsor pada Minggu (9/12),” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Muhammad Lutfi Ar.

Ia mengatakan lokasi tanah longsor di daerah itu masih labil sehingga material tanah belum bisa disingkirkan dari badan jalan tersebut.

“Kita mengusahakan material longsor itu selesai dibersihkan hari ini, sehingga arus lalu lintas dari Matur menuju Kecamatan Palupuh kembali normal,” kata dia.

Selain longsor, pohon tumbang juga menutupi ruas jalan di Kelok 44, tepatnya di Kelok 17, sehingga arus lalu lintas dilakukan pengaturan oleh petugas dengan sistem buka tutup. “Pohon sudah dibersihkan dan arus lalu lintas kembali normal,” kata Lutfi.

Sementara itu di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, banjir telah memaksa siswa dan guru di daerah tersebut melaksanakan ujian semester di tenda darurat.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gafur mengatakan banjir di Rohil melanda enam kecamatan dengan ketinggian bervariasi sekitar 10 sampai 150 centimeter.

Fasilitas umum yang terdampak dari bencana banjir ini antara lain enam sekolah, dua TPU, satu masjid, satu mushala, satu surau, satu pasar, satu tempat pelelangan ikan, satu taman umum, satu rumah Suluk, satu Polindes, dan dua Kantor Desa (Kantor Penghubung dan Kantor Penghulu).

Sementara itu, banjir di Kabupaten Kampar juga membuat siswa SDN 008 Kualu Kecamatan Tambang terpaksa melakukan ujian semester di kelas darurat. Tiga kelas darurat akhirnya menggunakan Masjid Nurul Iman, Mushala Nurul Yakin dan Kantor Desa Kualu. Ada 360 siswa yang ikut ujian meski harus melalui perjuangan tak mudah karena kondisi sedang banjir.

Masih di Riau, Pemkab Kampar telah menetapkan status tanggap darurat banjir karena kondisi bencana yang meluas dan pemerintah setempat kewalahan untuk mengantisipasinya.

“Kita sudah meningkatan untuk tanggap darurat, menyusul status siaga darurat. Surat keputusan ditandatangani Bupati pada 11 Desember 2018,” kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daearah (BPBD) Kampar, Adi Candra di Pekanbaru.

Ia mengatakan, BPBD Kampar kewalahan menjangkau daerah yang banjir akibat keterbatasan personel yang hanya 14 orang. Sedangkan daerah yang rawan dan mulai mengalami banjir ada 10 kecamatan dari total 21 kecamatan yang ada.

Data terakhir menyatakan banjir di Kampar sudah ada yang berlangsung selama sepekan terakhir di daerah Kecamatan Gunung Sahilan karena meluapnya sungai di daerah itu.

Kemudian daerah-daerah di sepanjang aliran Sungai Kampar juga mulai banjir terkena luapan air sungai itu sejak Jumat(7/12). Selain itu, banjir di daerah itu juga sudah menelan satu orang korban jiwa, yakni anak berusia empat tahun. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait