BI Ungkap ‘Obat Kuat’ Rupiah di Awal 2019

Metrobatam, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat mengalami penguatan. Ini tercermin dari nilai tukar dolar AS yang terus menurun.

Berdasarkan data Reuters nilai tukar dolar AS tercatat Rp 14.245 dan sempat berada di posisi Rp 14.270, kemudian dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) dolar AS tercatat Rp 14.350.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada minggu pertama tahun 2019 ini bergerak stabil.

“Alhamdulillah nilai tukar minggu pertama Januari bergerak stabil dan hari ini menguat, dolar (AS) sempat di bawah Rp 14.300, sebelum Jumatan saya cek Rp 14.270,” kata Perry di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat (4/1).

Bacaan Lainnya

Dia menyampaikan penguatan ini terjadi karena investor mulai yakin dengan Indonesia dan mulai bekerjanya mekanisme pasar valuta asing (valas) dalam negeri. Perry menyebutkan kepercayaan pelaku pasar juga tercermin dari lelang surat berharga negara (SBN) yang dilakukan pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan.

“Sebagaimana diketahui, lelang minggu ini target Rp 15 triliun dengan bidding lebih dari Rp 50 triliun, itu over subsrcibe dan akhirnya dimenangkan Rp 28 triliun, ini menunjukkan kepercayaan investor semakin baik untuk Indonesia,” kata Perry.

Menurut Perry, lelang SBN juga menambah pasokan valas di Indonesia. Karena pembeli SBN juga berasal dari luar negeri. Ini turut mendorong pergerakan rupiah yang stabil dan menguat serta semakin bekerjanya mekanisme pasar spot, swap dan domestic non deliverable forward (DNDF).

Selain bekerjanya mekanisme pasar, faktor global juga turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. Misalnya faktor global yang positif seperti meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

“Meredanya ketegangan AS dan China juga terus kami pantau untuk langkah lanjutan. Itu juga meredakan premi risk di pasar keuangan global,” imbuh dia. (mb/detik)

Pos terkait