Boeing Minta Maaf soal Tragedi Lion Air, Ini Respons Kemenhub

Metrobatam, Jakarta – Perusahaan penerbangan Amerika Serikat (AS), Boeing, meminta maaf atas tragedi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines dan Lion Air. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengaku belum menerima pernyataan maaf resmi dari Boeing.

“Karena kan ini nggak resmi ya, saya infonya kan permintaan maaf dari YouTube ya, kami kan institusi formal, jadi kalau memang ada permintaan maaf ya silakan disampiakan secara formal,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana Banguningsih Pramesti saat dihubungi, Jumat (5/4/2019).

Meski begitu dia mengatakan beberapa kali telah melakukan komunikasi dengan pihak Boeing. Polana mengatakan komunikasi antara Indonesia dengan Boeing lancar pasca kejadian Euthopian Airlines.

“Saya juga sudah berkomunikasi dengan surat, namun mungkin secara komunikasi lebih baik ya setelah ada kejadian di euthopian, jadi mereka justru kami sudah berkomunikasi dengan teleconference dan sebagainya,” katanya.

Bacaan Lainnya

Sebelumnya, Boeing menyampaikan permintaan maaf dan mengakui ada kesalahan sistem MCAS berperan dalam tragedi Ethiopian Airlines dan Lion Air. Boeing juga mengumumkan pihaknya akan memperbaiki sistem anti-stall, yang juga disebut sebagai Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (MCAS).

“Jelas terlihat bahwa dalam kedua penerbangan (Ethiopian Airlines dan Lion Air), Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver, yang dikenal sebagai MCAS, aktif sebagai respons atas informasi angle-of-attack yang keliru,” sebut Muilenburg dalam pernyataan terbaru pada Kamis (4/4) waktu setempat.

Lebih lanjut, Muilenburg menyebut MCAS sebagai satu tautan dalam ‘rantai kejadian’ yang memicu kecelakaan tersebut.

“Menjadi tanggung jawab kami untuk menghilangkan risiko ini. Kami bertanggung jawab atas ini dan kami tahu bagaimana melakukannya,” tegasnya.

KNKT Tetap Investigasi

Raksasa penerbangan Amerika Serikat, Boeing, mengakui ada peran sistem anti-stall pada Boeing 737 MAX 8 dalam tragedi jatuhnya pesawat Lion Air. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan pihaknya akan terus melakukan investigasi terkait jatuhnya Lion Air JT-610.

“Kami nanti kalau masalah-masalah itu ada di final report, itu hak Boeing mengatakan apapun, tapi di kami tetap investigasi, yang kita lihat kan sistem ya, termasuk bagaimana sistem ketika sistem itu dibikin, terus gimana sertifikasi, itu yang kami lihat. Kami tidak singgung MCAS saja, tapi sistem-sistem yang lain semuanya kita lihat,” ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono saat dihubungi Jumat (5/4/2019) malam.

Dia mengatakan agar tidak terulang kecelakaan seperti yang dialami Lion Air, KNKT akan mengirimkan beberapa rekomendasi ke semua pihak, termasuk Boeing. Soerjanto menyebut rekomendasi itu berisikan investigasi yang sudah dilakukan KNKT.

“Tentunya, nanti penyebab kecelakaan Lion kita akan berikan rekomendasi-rekomendasi ke semua pihak yang berkontribusi langsung maupun tidak langsung, sesuai dengan hasi-hasil temuan ketika kita investigasi,” ucapnya.

“Jadi nanti katakan Boeing menerima rekomendasi dari kita mengenai apa yang direkomendasikan, jadi kita hanya rekomendasikan subjeknya aja, lalu tentang disain dan apapun itu terserah dari Boeing, tapi nanti yang kita rekomendasikan tentang sistem apa ya,” imbuhnya.

Sebelumnya, Boeing meminta maaf dan mengakui ada kesalahan sistem MCAS berperan dalam tragedi Ethiopian Airlines dan Lion Air. Boeing juga mengumumkan pihaknya akan memperbaiki sistem anti-stall, yang juga disebut sebagai Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (MCAS).

“Jelas terlihat bahwa dalam kedua penerbangan (Ethiopian Airlines dan Lion Air), Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver, yang dikenal sebagai MCAS, aktif sebagai respons atas informasi angle-of-attack yang keliru,” sebut Muilenburg dalam pernyataan terbaru pada Kamis (4/4) waktu setempat.

Lebih lanjut, Muilenburg menyebut MCAS sebagai satu tautan dalam ‘rantai kejadian’ yang memicu kecelakaan tersebut.

“Menjadi tanggung jawab kami untuk menghilangkan risiko ini. Kami bertanggung jawab atas ini dan kami tahu bagaimana melakukannya,” tegasnya.

Diketahui bahwa proses sertifikasi Otoritas Penerbangan Federal (FAA) untuk update software MCAS telah dilakukan dalam prosedur yang terpisah dari review awal terhadap Boeing 737 MAX.

Boeing pertama kali mengajukan rencana sertifikasi untuk update software MCAS kepada FAA pada Januari lalu. Sejak saat itu, FAA berpartisipasi dalam tes-tes simulasi untuk software baru tersebut. Pada 12 Maret, FAA ikut serta dalam penerbangan sertifikasi Boeing untuk menguji software baru itu. (mb/detik)

Pos terkait