Bomber Mapolrestabes Surabaya Sengaja Bawa KK, Ini Tujuannya

Metrobatam, Surabaya – Polisi memastikan kartu keluarga (KK) milik bomber Tri Murtiono (50) di Mapolrestabes Surabaya ditemukan di lokasi ledakan. KK tersebut disimpan pelaku di dalam tas.

Hal itu diungkapkan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera. “(KK) Bukan (Ditemukan di rumah), di tas yang di TKP,” katanya kepada detikcom di Gedung Tribata Mapolda Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Selasa (15/5).

Barung menjelaskan, KK yang ditemukan di lokasi ledakan merupakan yang asli. Sementara di rumah keluarga bomber, pihaknya hanya menemukan foto copy dari KK tersebut. “Di rumah kan ada juga, foto kopinya di rumah, yang asli dibawa pelaku,” ujarnya.

Ditambahkan Barung, pelaku sengaja membawa KK untuk menegaskan identitas mereka setelah tewas akibat ledakan bom.

Bacaan Lainnya

“Dia ingin menunjukkan sebenarnya bahwa ini lo nama-nama yang di sini (nama-nama pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya, red),” kata Barung.

Tak hanya itu, lanjut Barung, para bomber ingin menunjukkan ke publik heroisme keluarga tersebut. “Mereka mau menunjukkan ini satu keluarga heroik,” terangnya.

Identitas para pelaku di KK tersebut, tambah Barung, sudah dicocokkan dengan data kependudukan. “Dari data sekunder, data yang sudah kami rilis sudah benar sudah fiks. Data kepolisian sudah sama dengan data di KTP,” tegasnya.

Dalam KK yang kondisinya sudah sobek di beberapa bagian ini tertulis nama pelaku utama atau ayah yakni Tri Murtiono (50). Sementara istrinya diketahui bernama Tri Ernawati (43). Dalam aksi bom bunuh diri ini, pasutri tersebut mengajak ketiga anaknya ikut serta.

Keempat pelaku yakni ayah, ibu dan dua orang anak laki-laki meninggal di lokasi saat bom bunuh diri meledak di Polrestabes Surabaya. Sementara anak bungsu mereka, Ais diketahui tubuhnya sempat terpental namun tidak sampai meninggal dunia

Sebelumnya, polisi telah mengenali pelaku serangan bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan terduga pelaku diduga merupakan anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) cabang Surabaya.

“Pelakunya satu keluarga juga, sudah teridentifikasi, empat meninggal,” kata Tito dalam jumpa pers di Surabaya, Senin (14/5).

Menurut Tito, pelaku serangan bom di Mapolrestabes Surabaya menggunakan dua sepeda motor terpisah. Mereka terdiri dari pasangan suami istri dan tiga anak. Namun, seorang bocah terlempar dari sepeda motor saat terjadi ledakan. (mb/detik)

Pos terkait