Demokrat Putuskan Calon Presiden Maret, PKB Juni

Metrobatam, Jakarta – Partai Demokrat bakal memutuskan calon presiden yang akan diusung di Pemilu 2019 pada Maret nanti dalam rapat pimpinan nasional.

Meski belum menentukan posisi Agus Harimurti Yudhoyono sebagai capres atau cawapres, Wakil Ketua Umum Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengatakan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah melakukan komunikasi politik dengan semua partai.

“Insyaallah tanggal 10-11 Maret kami akan mengadakan rapimnas di Jakarta dan mengundang seluruh kader utama dan kader ranting. Dan tanggal 10-11 Maret itu Insyaallah kami mengundang Jokowi sebagai Presiden RI,” ucap Nurhayati di Gedung DPR, Jakarta, Senin (26/2).

Hingga saat ini, kata Nurhayati, belum ada arahan kepada kader partai untuk mendukung Joko Widodo di 2019 ataupun calon partai koalisi. Namun, ia menyatakan Demokrat menyambut baik rencana komunikasi politik dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang baru mencalonkan kembali Jokowi sebagai calon presiden.

Bacaan Lainnya

PDIP rencananya akan mengutus Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP Prananda Prabowo untuk berbicara dengan AHY yang kini menjadi Ketua Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma). Nurhayati menyebut hal itu sebagai pertanda baik.

“Sekarang AHY sudah menjadi Ketua Kogasma artinya AHY sudah mendapat mandat dari Demokrat untuk pemenangan pemilu. Jadi ini kita sambut baik,” katanya.

Nurhayati menilai AHY merupakan sosok yang memiliki rekam jejak mumpuni. Selain pernah berkiprah di TNI, AHY juga sempat mencicipi kontestasi Pilkada DKI.

Dalam berbagai survei, AHY pun dinilai potensial baik mendampingi Jokowi maupun Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

“Kalau misalnya AHY dipercaya sebagai cawapres Pak Jokowi tentu kita semua ikut mendukung. Tapi tergantung AHY sendiri,” ujar dia.

Komunikasi politik dengan Demokrat direncanakan digelar usai rapat kerja nasional (Rakernas) III. “Ibu Megawati menugaskan Mas Prananda dan saya untuk melakukan dialog tersebut. Dan kami akan mencari waktu yang tepat setelah Rakernas,” kata Hasto di Prime Plaza Hotel, Sanur, Bali, Sabtu (24/2).

Hasto enggan menjelaskan lebih jauh apakah pertemuan tersebut akan membahas kemungkinan berkoalisi di Pilpres 2019 atau tidak. Ia menjelaskan hanya ingin membangun kesepahaman antara kedua partai dalam berbagai isu.

PKB Usai Musyarawah

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bakal memutuskan dukungan untuk calon presiden pada bulan Juni mendatang. Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PKB Daniel Johan mengatakan keputusan itu akan diambil dalam forum musyawarah pimpinan nasional (muspimnas).

Meski belum ada keputusan, kata Daniel, dari penjaringan aspirasi kader akar rumput menguat untuk mendukung kembali Joko Widodo menjadi presiden dengan didampingi Ketua Umum Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai wakilnya.

“Nah itu hasil penjaringan masukan. Jadi masukan para kiai, masukan dari para struktur yang digerakin. Ya ada sebetulnya usulan lain, tetapi yang kuat itu saat ini kepada Jokowi dan cawapresnya Cak Imin,” kata Daniel di Gedung DPR, Jakarta, Senin (26/2).

Rencana mengusung Cak Imin, kata dia, selain karena aspirasi kader juga untuk meningkatkan elektabilitas partai di pemilu legislatif yang berbarengan dengan pemilu presiden.

Selain itu pihaknya pun mencermati kemunculan nama-nama lain mendampingi Jokowi seperti Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kemanusiaan Puan Maharani, Kepala Staf Presiden Moeldoko, hingga Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan.

“Artinya posisi PKB akan diputuskan di muspimnas bulan Juni. Kita lagi proses penjaringan suara, aspirasi dan masukan dari seluruh pihak mulai dari kiai petani masyrakat ini lagi digerakan untuk mencari masukan dalam konteks 2019 siapa yang terbaik,” kata Daniel.

Sebelumnya, PDIP menjadi partai kedelapan yang mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden di pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Sebelum PDIP telah ada tujuh partai lain yang telah menyatakan dukungannya. Ketujuh partai itu adalah Golkar, NasDem, PPP, Hanura, PSI, Perindo dan PKPI. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait