Densus 88 Tangkap Puluhan Terduga Teroris Jelang Natal & 2018

Metrobatam, Jakarta – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan serangkaian penangkapan terduga teroris pada pekan lalu.

Puluhan terduga teroris terjaring dalam operasi penangkapan yang dilakukan di berbagai wilayah Indonesia dan Malaysia jelang perayaan hari raya Natal 2017 dan Tahun Baru 2018.

Penangkapan terduga teroris paling banyak terjadi di Sumatera Selatan. Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara mengatakan sebanyak 12 terduga teroris ditangkap di tiga lokasi pada Minggu (10/12) dan Senin (11/12) dini hari.

Zulkarnain menyatakan terduga teroris yang ditangkap masih menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut dan belum ditetapkan sebagai tersangka hingga saat ini.

Bacaan Lainnya

“Betul ada 12 orang dan masih dalam pemeriksaan, apakah bisa jadi tersangka atau tidak,” kata Zulkarnain lewat pesan singkat, Senin (11/12).

Zulkarnain pun menolak mengungkapkan inisial dari 12 terduga teroris tersebut. Selain di Sumatera Selatan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, Densus 88 juga menangkap seorang terduga teroris di Malaysia pada akhir pekan lalu.

Ia mengatakan terduga teroris yang ditangkap di Malaysia ini merupakan buronan Polri karena diduga terkait dengan aksi teror bom panci di Bandung, Jawa Barat pada tengah tahun ini.

“Kemarin penangkapan satu orang di Malaysia ditangkap merupakan buronan kami, kasus bom panci di Bandung,” kata Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (11/12).

Kemudian, Densus 88 juga menangkap pasangan ayah dan anak bernisial KR (45) dan JS (15) terkait dengan kasus ujaran kebencian. Keduanya pun diduga terhubung dengan jaringan teroris.

Selain itu, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan total terduga teroris ditangkap Densus 88 di Kalimantan Barat adalah lima orang. Ia mengatakan tiga orang lainnya ditangkap setelah dilakukan pengembangan penyidikan.

“Itu banyak dibilang teroris padahal kaitannya ujaran kebencian. Kemudian ditangkap lainnya tiga orang terkait mereka,” kata Martinus di Mabes Polri, Senin (11/12).

Sebelumnya, Densus 88 juga menangkap tiga orang terduga teroris di Jawa Timur, Sabtu (9/12). Ketiganya merupakan jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) serta kelompok Jamaah Ansharut Tauhid (JAT).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Kombes Mohammad Iqbal menyebutkan ketiga identitas terduga teroris itu adalah Paripung Dhani Pasandi alias Ipung, Muhammad Muhidin Gani alias Abu Faros alias Deni, dan Kiki Rizky Abdul Kadir alias Kiki alias Abu Ukasah.

“(Ipung) merencanakan pemboman kantor polisi di Surabaya pada tahun 2014, Muhidin dan Kiki termasuk dalam kelompok jaringan Abu Jandal,” kata Iqbal dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Sabtu (9/12).

Atas serangkaian penangkapan terduga teroris ini, Tito menyatakan Polri hanya mengambil langkah pencegahan serangan jelang Natal dan Tahun Baru 2018.

Dia menegaskan, belum ada rencana serangan teror yang disusun puluhan terduga teroris yang telah ditangkap Densus 88 ini.

“Belum ada rencana serangan itu, tapi biasa kami lakukan langkah-langkah (pencegahan), namanya preemptive strike. Jadi kami mendahului, kelompok yang kami anggap potensial untuk beraksi, maka kami tangkap,” kata Tito.

Teroris di Pekanbaru

Sementara itu Tim Densus 88 AntiTeror bersama Polda Riau mengamankan R (29) satu dari empat terduga teroris yang ditangkap. R warga Pekanbaru ini dikenal warga tertutup dan kurang pergaulan (kuper).

Hal itu diungkap Jeni (35) tetangga R di Jalan Pandan Sakti Kelurahan Labuh Baru Barat Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru. Karena kurang pergaulan (kuper), warga sampai tidak mengetahui aktivitas keseharian R.

“R itu orangnya kurang pergaulan. Padahal, dia tinggal di wilayah kami sudah cukup lama,” ucap Jeni, warga yang tinggal di depan rumah R, Senin (11/12).

Menurut Jeni, R tinggal di rumah permanen ber cat oranye itu bersama istri dan seorang putrinya yang masih balita. “Mereka tinggal disana berempat bersama ibu mertuanya,” ucap Jeni.

Berbeda dengan R, ibu mertuanya dikenal warga sangat bermayarakat. Jika keluar rumah ibu mertua R sering menggendong cucinya.

“Kalau ibu mertuanya itu baik sekali. Dia sering bertegur sapa dengan masyarakat, ada kegiatan di masyarakat dia sering ada, beda sekali dengan mantunya itu,” aku Jeni.

Tadi pagi, pihak kepolisian menangkap empat orang terduga teroris di Riau. Mereka adalah DG (22), R (29) serta DRP (21). Mereka diduga kelompok jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Pada Oktober 2017, Densus 88 juga telah mengamankan 5 orang yang diduga kelompok JAD. (mb/cnn indonesia/okezone)

Pos terkait