Diduga Rencanakan Serangan Bom Mobil, Seorang WNI Ditangkap di Malaysia

Kuala Lumpur – Enam warga asing dan seorang warga Malaysia ditangkap di Malaysia atas dugaan aktivitas terkait terorisme. Seorang warga Indonesia termasuk di antara keenam warga asing yang ditangkap. Mereka semua ditangkap dalam sejumlah penggerebekan yang dilakukan Divisi Antiterorisme di Kuala Lumpur dan Selangor pada 21 Februari hingga 26 Februari lalu.

Kepala kepolisian Malaysia, Khalid Abu Bakar mengatakan pria Indonesia tersebut dan seorang pria Malaysia ditangkap di Kepong, Kuala Lumpur pada 21 Februari lalu. Keduanya diyakini telah menerima perintah dari Mohammad Wanndy Mohammad Jedi, militan ISIS terkenal di Suriah, untuk melancarkan serangan bom mobil atau Vehicle-Borne Impro­vised Explosive Device (VBIED) berskala besar di Malaysia.

Tidak disebutkan nama WNI berumur 28 tahun dan pria Malaysia berumur 41 tahun tersebut. WNI itu disebut bekerja sebagai petani. Sedangkan warga Malaysia bekerja sebagai teknisi pabrik.

Sumber-sumber mengatakan, WNI tersebut memiliki keahlian merakit bom. “Polisi telah mengawasi militan tersebut sejak dia masuk ke Malaysia pada 18 Februari. Dia ditangkap sebelum dia berhasil mengumpulkan bahan-bahan untuk merakit VBIED,” tutur sumber tersebut seperti dilansir media Malaysia, The Star, Senin (6/3).

Bacaan Lainnya

Dikatakan sumber itu, rencana para militan tersebut berhasil digagalkan setelah penyadapan komunikasi dengan Mohammad Wanndy Mohammad Jedi, serta berkat aksi cepat kepolisian.

Khalid mengatakan, WNI dan pria Malaysia tersebut telah berencana untuk kabur dan bergabung dengan kelompok radikal ISIS di Suriah setelah serangan bom mobil tersebut. Diketahui bahwa WNI tersebut telah dideportasi oleh otoritas Turki setelah dia mencoba masuk ke Suriah via Turki.

“Pria Indonesia tersebut dideportasi dari Turki pada Juni lalu setelah mencoba masuk ke Suriah secara ilegal,” tutur Khalid.

Dikatakan Khalid, lima orang lainnya yang ditangkap adalah empat warga Yaman dan seorang pria Asia Timur berumur 37 tahun. “Militan Asia Timur itu masuk ke Malaysia pada tahun 2011 dengan menggunakan visa mahasiswa — yang diyakini palsu — dan mendaftar ke sebuah institusi pendidikan tinggi di Klang Valley,” terang Khalid.

“Dia punya kaitan dengan sebuah kelompok teror Asia Timur, yang menggunakan Malaysia sebagai titik transit dan tempat persembunyian,” imbuhnya.

Tidak disebutkan lebih detail mengenai identitas pria Asia Timur tersebut. Namun menurut sumber-sumber kepolisian Malaysia, tersangka merupakan militan Uighur asal Urumqi, China.(mb/detik)

Pos terkait