Dinsodukcapil NTB Kirim Tim untuk Data Korban TKI yang Tenggelam di Batam

Ilustrasi

Metrobatam, Batam – Dinas Sosial, Kependudukan, dan Catatan Sipil (Dinsosdukcapil) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengirim tim pendataan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang menjadi korban kapal tenggelam di perairan Batam, Rabu 2 November 2016 dini hari akibat cuaca buruk.

“Gubernur perintahkan mengirim tim. Dua orang pagi ini berangkat menuju Batam,” kata Kepala Dinsosdukcapil NTB, Ahsanul Khalik, Kamis (3/11).

Ia mengatakan, tim tersebut akan mendata TKI yang berasal dari NTB, baik yang menjadi korban selamat maupun meninggal dunia. Hal itu sesuai dengan perintah Gubernur NTB, TGH Muhammad Zainul Majdi.

Selain itu, tim juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial Batam, Dinas Sosial Tanjung Pinang, dan Dinas Sosial Provinsi Kepri terkait proses pemulangan seluruh TKI NTB yang menjadi korban kapal tenggelam, baik selamat maupun meninggal dunia.

Bacaan Lainnya

Tim tersebut, kata Ahsanul, akan berada di Batam, sampai semua proses pendataan dan rencana pemulangan sudah ditetapkan bersama dengan pemerintah daerah di Provinsi Kepri.

“Gubernur perintahkan tim bekerja maksimal. Semua proses pendataan dan rencana pemulangan harus terselesaikan dengan baik,” ujarnya.

Menurut dia, proses pemulangan seluruh TKI yang menjadi korban ke kampung halamannya menjadi kewenangan pemerintah daerah di Provinsi Kepri. NTB hanya melakukan pengawalan jika jadwal pemulangan sudah pasti. Pemerintah NTB menunggu informasi lebih lanjut terkait perkembangan di Batam, apakah proses pemulangan nantinya menggunakan pesawat atau melalui jalur darat.

“Kalau dalam aturan tanggung jawab pemulangan ada di Dinas Sosial Batam atau Kementerian Sosial. Tapi informasi yang kami peroleh, Dinas Sosial Batam sudah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial,” kata Ahsanul.

Ahsanul mengaku, sudah mendapatkan informasi sementara mengenai jumlah TKI asal NTB yang menjadi korban selamat, yakni sebanyak 25 orang.

Untuk data jumlah korban yang meninggal dunia, katanya, untuk sementara informasinya mencapai 31 orang. Namun belum bisa dipastikan apakah ada warga NTB karena proses identifikasi masih berlangsung di Batam.

“Kami belum memperoleh identitas korban yang meninggal dunia hingga pagi ini. Makanya, kami menunggu informasi dari tim yang sudah berangkat ke Batam,” ucapnya.

6 Korban Teridentifikasi
Kepala Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Mataram Mucharrom, menyebutkan informasi yang diperoleh dari Tanjung Pinang, Provinsi Kepri, jumlah penumpang kapal tenggelam sebanyak 101 orang dari sebelumnya dikabarkan sebanyak 96 orang.

Dari total jumlah penumpang, sebanyak 39 orang telah ditemukan dalam keadaan selamat dan 18 orang dalam keadaan meninggal dunia. Namun belum ada informasi tentang identitas dan asal para korban yang meninggal dunia.

“Pagi ini data jumlah penumpang sudah dikoreksi. Kami terus berkoordinasi dengan BP3TKI Tanjung pinang untuk memantau perkembangan,” katanya.

Sementara itu Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Kepri telah berhasil mengidentifikasi enam korban kapal tenggelam yang telah dievakuasi di Rumah Sakit Bhayangkara. Sementara 12 jenazah lainnya belum teridentifikasi karena minimnya data penumpang kapal.

Kabid Kedokteran Kesehatan (Dokkes) Polda Kepri, AKBP Djarot Wibowo, mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi enam jenazah setelah mengumpulkan data ante mortem dan post mortem yang dilakukan sejak menerima sejumlah korban meninggal.

“Kami baru berhasil mengidentifikasi enam jenazah, yakni tiga wanita dewasa, dua laki-laki dewasa, dan satu bayi perempuan,” kata Djarot, di RS Bhayangkara, Kamis (3/11).

Berikut adalah enam korban kapal tenggelam yang teridentifikasi dari total korban meninggal yang telah ditemukan:

1. Mahrun (L), warga Desa Daih, Kecamatan Batuliang, Lombok Tengah. Teridentifikasi melalui data medis dan dental berlabel 002.

2. Siti Maisaroh (P), warga Dusun Kalikangkung, Ngelabak, Blora, Jawa Tengah. Teridentifikasi melalui data medis, foto, dan properti.

3. Apriliani (P), bayi perempuan berusia sekitar 7 bulan, anak dari Siti Maisaroh. Teridentifikasi berdasarkan data medis, foto, dan properti.

4. Aisyah (P), warga Reban Burung, Airberik, Kecamatan Bakek Tunggal, Lombok Tengah. Teridentifikasi berdasarkan data medis, dental, foto, dan properti.

5. Supriyadi (L), warga Dusun Sanding, Desa Babagan, Kabupaten Kediri. Teridentifikasi berdasarkan data dental, medis, dan foto.

6. Maesaroh (P), warga Desa Randupilu, Banjar, Probolinggo, Jatim teridentifikasi berdasarkan data dental, medis, dan foto.

Djarot menjelaskan, bahwa pihaknya akan terus berupaya mengumpulkan data-data para korban kapal tenggelam. Namun, ia menyatakan kesulitannya karena terkendala kapal yang diduga mengangkut TKI ilegal tersebut tidak dilengkapi manifes data-data penumpang.

Sampai tadi malam, 18 orang penumpang dinyatakan meninggal sedangkan 44 orang hilang dan 39 orang selamat dari jumlah total 101 orang bersama dengan anak buah kapal (ABK). Tim SAR Gabungan ini saat masih melakukan proses pencarian korban hilang.

“Pencarian masih terus berlangsung sampai pagi ini. Tim gabungan sudah turun,” katanya. (mb/okezone)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *