Fadli Zon Yakin Prabowo Bisa Salip, TKN Nilai Hoaks Tak Pengaruhi Elektabilitas Jokowi

Metrobatam, Jakarta – Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon yakin Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bisa mengatasi ketertinggalan elektabilitas sebesar 20% dari pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Berdasarkan Survei Indikator Politik Indonesia terbaru, Prabowo-Sandiaga keok 20% dari Jokowi-Ma’ruf.

“Jangankan 3 bulan, bulan ini juga sudah pasti terkejar. Bulan ini akan makin terkejar dan bulan Maret akan makin solid dan akan makin kompak. Saya kira ini akan memperkuat kemenangan Pak Prabowo dan Pak Sandi,” kata Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (9/1).

Selain itu, Fadli mengaku tak percaya pada adanya undecided voter atau pemilih yang belum menentukan pilihan yang disebutkan dalam survei. Dia menyebut para undecided voter itu dipastikan merupakan pemilih Prabowo-Sandiaga.

“Kalau dikatakan ada semacam undecided voters dan sebagainya, kalau dalam survei kami sudah tidak ada lagi mereka ini juga mendukung Pak Prabowo. Dan saya kira gapnya juga cukup tipis, kami yakin bulan Januari ini sudah terlampaui,” ujar Wakil Ketua DPR itu.

Bacaan Lainnya

Namun Fadli enggan mengomentari lebih jauh soal hasil survei itu. Alasannya, menurut dia, saat ini banyak lembaga survei yang tak akurat dalam menyajikan data.

Fadli mengatakan lembaga survei perlu mengevaluasi metode penelitian dan memberi tahu publik tentang pihak yang membiayai survei mereka.

“Survei-survei ini kan hanya indikator ya, dan saya sering kali mengatakan sekarang ini banyak sekali survei-survei itu sudah tidak akurat lagi,” ucap Fadli.

Indikator Politik Indonesia sebelumnya merilis survei elektabilitas pasangan capres-cawapres di Pilpres 2019. Hasilnya, pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin unggul dengan perolehan 54,9% atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, yang mendapat angka 34,8%.

Tak Pengaruhi Elektabilitas Jokowi

Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin menyatakan hasil survei Indikator Politik Indonesia membuktikan masyarakat tidak terpengaruh dengan hoaks dalam menentukan pilihan politiknya di Pilpres 2019.

Hal itu menanggapi hasil survei Indikator yang menyatakan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf masih unggul 20,1 persen dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto mengklaim hasil survei Indikator justru membuktikan masyarakat lebih menghargai tindakan dan politik yang santun oleh Jokowi-Maruf.

“Hal positif dari survei tersebut semakin memperkuat dalil pokok strategi kami bahwa rakyat menghargai pemikiran dan tindakan positif. Rakyat lebih mengapresiasi politik santun dan rakyat berpikir kritis, serta jernih dan tidak terpengaruh hoaks,” ujar Hasto dalam keterangan tertulis, Rabu (9/1).

Hasto mengatakan hoaks dan fitnah hanya berdampak pada peningkatan militansi parpol dan tim kampanye Jokowi-Maruf. Hoaks dan fitnah, kata dia, juga membuat masyarakat menilai Jokowi sebagai korban.

Bahkan, ia menilai relevan setiap pertanyaan yang diajukan oleh dirinya kepada masyarakat dalam menentukan pilihan politiknya.

“Jadi pertanyaan yang sering saya ajukan ke rakyat, mau memilih yang baik atau yang buruk, mau memilih yang putih atau hitam, mau memilih yang nasionalis agamis sebagai satu kesatuan, menjadi sangat relevan, dan telah dijawab oleh rakyat dengan elektoral Pak Jokowi yang jauh di atas Pak Prabowo,” ujarnya.

Terkait dengan hasil survei itu, Hasto merasa yakin komitmen Jokowi untuk hijrah dari politik hoaks menuju politik yang memperjuangkan kebenaran, keadilan, kemanusiaan, serta membangun harapan yang berkemajuan menjadi semakin relevan.

Lebih dari itu, ia mengimbau semua pihak untuk berpolitik dengan cara yang mencerahkan, tidak menggunakan hoaks dan fitnah.

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyatakan elektabilitas Jokowi-Maruf unggul 20,1 persen dari pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga.

Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi menyebut hasil survei menunjukkan elektabilitas Jokowi-Maruf sebesar 54,9 persen. Sementara Prabowo-Sandiaga sebesar 34,8 persen.

“Hasil survei kami menunjukkan elektabilitas Jokowi-Maruf 54,9 persen dan Prabowo-Sandi 34,8 persen. Selisih sekitar 20 persen,” ujar Burhanuddin di Kantor Indikator, Jakarta, Selasa (8/1).

Burhanuddin menuturkan elektabilitas tersebut merupakan hasil survei terhadap 1.220 responden dengan cara dipilih secara acak sejak 16-26 Desember 2018. Margin of error survei tersebut sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Meski persentase elektabilitas dua pasanga calon cukup jauh, Burhanuddin menyebut masih ada sekitar 9,2 persen responden yang belum menentukan pilihan dan 1,1 persen enggan menyatakan pilihannya.

Lebih lanjut, Burhanuddin menyampaikan tren elektabilitas Jokowi-Prabowo pada bulan Desember saling meningkat sejak bulan Oktober. Namun, ia menyebut kenaikan tidak terjadi signifikan.

Kenaikan elektabilitas kedua calon, kata dia, juga diikuti oleh penurunan pemilih yang belum menentukan pilihan.”Namun secara statistik dinamika dalam tiga bulan terakhir tidak signifikan,” ujarnya. (mb/detik/cnn indonesia)

Pos terkait