Gerebek Apartemen, Bareskrim Sita 7 Kg Sabu-6 Ribu Happy Five

Metrobatam, Jakarta – Dari penggerebekan di Apartemen Green Lake Sunter, Jakarta Utara, tim Bareskrim Polri menyita total 7 kg sabu dan 6 ribu butir pil happy five. Bareskrim menangkap 4 orang terkait pabrik narkoba rumahan ini.

“Berawal dari laporan masyarakat tentang adanya peredaran sabu dan ekstasi kapsul yang diedarkan dengan modus operandi menggunakan kotak bekas minuman untuk mengelabui petugas,” kata Direktur IV Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri Brigjen Eko Daniyanto dalam jumpa pers di Apartemen Green Lake Sunter, Jakut, Rabu (20/12).

Laporan ini ditindaklanjuti tim Satgas I Dittipidnarkoba Bareskrim selama 1 bulan. Bareskrim mulanya menangkap AGM dengan barang bukti 1 kg sabu pada Senin (18/12) di Apartemen Green Lake Sunter Tower Northern Park lantai 21.

Dari keterangan AGM, polisi menangkap KVL alias Cacing, pemilik sabu. Penangkapan KVL dilakukan pada Selasa (19/12). Pengembangan penyelidikan dilakukan hingga polisi menangkap HLR dan AS alias Bule pada Selasa (19/12) di Apartemen Green Lake Sunter Tower Northern Park lantai 33.

Bacaan Lainnya

Dalam pemeriksaan awal para tersangka diketahui barang bukti narkotika disimpan di tempat lain yakni lantai 16 apartemen yang sama.

“Disita berupa peralatan home industry ekstasi kapsul, 7 kg sabu, 6 ribu butir Happy Five, 976 gram ketamine, 4 bungkus kapsul kosong, 750 gram serbuk ekstasi warna merah tua, mal atau cetakan ekstasi kapsul, pipet, timbangan, lem tembak, lakban,” papar Eko.

Para tersangka dijerat dengan Pasal 113 ayat 2 jo Pasal 132 ayat 1 UU Nomor 3 5 tahun 2009 tentang Narkotika dan Pasal 114 ayat 2 jo Pasal 132 (1) UU Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Permintaan Narkoba Jelang Tahun Baru Tinggi

Di tempat terpisah Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisiaris Jenderal Budi Waseso, meminta semua elemen untuk mengantisipasi masuknya narkoba dalam jumlah besar ke Indonesia Khususnya di daerah perbatasan dan Aceh.

Budi Waseso mengatakan, jelang tahun baru kali ini permintaan narkoba akan meningkat. Hal itu terlihat dari kasus yang terjadi dalam sepekan terakhir jumlah kasus dan tersangka baik sebagai pengguna maupun pengedar semakin bertambah.

BNN Ungkap Jaringan Sindikat Narkotika Internasional, 900.000 Jiwa Terselamatkan dari Penyalahgunaan Narkoba

“Permintaan narkoba jelang tahun baru bakalan tinggi, di beberapa daerah selama sepekan ini banyak yang ditangkap terkait kepemilikan Narkotika dalam jumlah besar. Maka kita meminta kepada semua masyarakat agar tetap waspada dan ikut membantu pihak penegak hukum dalam membrantas kasus ini,” kata pria yang akrab disapa Buwas usai hadiri Apel Gabungan Pemuda Aceh Anti Narkoba, di Mapolda Aceh, Rabu (20/12/2017).

Dia menjelaskan, pada akhir tahun mafia Narkotika akan mensuplai narkoba dalam jumlah besar karena kebutuhan dan permintaan yang juga meningkat. Maka untuk mencegah hal itu terjadi dan masuk ke Indonesia, pihaknya telah bekerjasaman dengan Polri, TNI, Bea Cukai dan komponen lainnya untuk memantau jalur masuknya Narkoba di Indonesia.

“Kita tidak bisa memungkiri hal ini akan terjadi. Peredaran narkoba jelang Tahun Baru sudah mulai banyak masuk. Sehingga, BNN mulai memonitor peredarannya di daerah yang dianggap rawan,” sebutnya.

Sementara itu, katanya, berdasarkan hasil survei yang pernah dilakukan BNN bekerjasama dengan Universitas Indonesia pada 2014 silam. Angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia telah mencapai 2,8 persen atau sekitar 4 juta orang.

Diperkirakan setiap hari sebanyak 33 orang meninggal dunia sementara pertahunnya mencapai sebanyak 12.044 orang. Hasil survei pada 2016 lalu, kelompok pelajar dan mahasiswa sebesar 1,9 persen atau dengan bahasa lain 2 dari 100 pelajar dan mahasiswa menyalahgunakan narkoba.

Bila dilihat dari survei tersebut penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia sudah menalar ke kampus, sekolah-sekolah dari SD sampai dengan SMA. (mb/detik/okezone)

Pos terkait