Heboh Rombongan Anak TK Kenakan Cadar Hitam dan Replika Senjata saat Karnaval Kemerdekaan

Metrobatam, Probolinggo – Karnaval TK perayaan kemerdekaan Ke-73 Republik Indonesia di Kota Probolinggo pada Sabtu pagi (18/8), ternyata mendapat perhatian dari para masyarakat Probolinggo dan viral di media sosial.

Hal ini tejadi karena salah satu peserta karnaval yang diduga berasal TK Kartika Kodim 0820 Probolinggo menampilkan kostum yang sedikit kontroversial.

Ya peserta anak perempuan di karnaval mengenakan pakaian hitam-hitam, lengkap cadar, dan jilbabnya sambil membawa replika senjata dari gabus.

Alhasil para warganet menyayangkan kostum yang dipakai peserta karnaval TK tersebut. Mengingat kostum serba hitam bercadar sambil membawa replika senjata yang diidentikkan dengan ISIS .

Bacaan Lainnya

“Aparat negara, pemerintah daerah, atau dinas pendidikan atau lembaga apapun yang berwenang di Kota Probolinggo sana. Apa kabar kalian? Sehat?,” tulis komentar akun Facebook bernama Loes Putra di salah satu postingan di grup Facebook Info Cegatan Wilayah Probolinggo.

Sementara itu, ada salah satu akun facebook bernama Nining Sulistiani yang berusaha memberikan titik terang dalam kejadian ini. Dalam foto yang diunggahnya, dijelaskan tema yang dipakai TK tersebut saat pawai agustusan tahun ini.

Pawai Kemerdekaan RI ke 73, TK Kartika Kodim 0820 Kota Probolinggo, tema Perang Rosulullah,” ungkapnya.

Hingga kini pihak pemerintah daerah maupun instansi terkait di Kota Probolinggo belum memberikan keterangan resmi apapun terkait viralnya kostum kontroversi tersebut.

Akibat kontroversi peserta karnaval TK di Kota Probolinggo yang memakai kostum hijab hitam – hitam, bercadar, dengan membawa replika senjata dan pedang, pihak sekolah mengaku tak bermaksud melanggar hukum.

Kepala TK Kartika V Kota Probolinggo, Hartatik, mengungkapkan kostum yang dipilih TK Kartika V Probolinggo mengusung tema “Bersama Perjuangan Rasululloh Kita Tingkatkan Keimanan dan Keislaman kepada Allah SWT”, dengan memanfaatkan properti yang ada di Sekolah TK

“Tema itu dipilih secara spontan. Tidak ada tujuan untuk mengarah kepada tindakan yang melanggar hukum,” ujar Hartatik, saat dihubungi Okezone, Sabtu petang (18/8).

Pihaknya meminta maaf kepada masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kota Probolinggo atas kostum yang telah menuai kontroversi.

“Kami meminta maaf ke masyarakat Indonesia khususnya warga Probolinggo. Tidak ada maksud apapun dengan kostum itu,” tambah Hartatik.

Sementara itu Ketua Panitia Pawai Budaya Kota Probolinggo, Supaiani mengakui pihak panitia lalai dalam melaksanakan kontrol dan pengecekan terkait kostum dan atribut Peserta Pawai Budaya khususnya kepada TK Kartika V Probolinggo.

“Temanya baru diserahkan kepada panitia pawai budaya pada pagi hari tadi. Kami akui lalai melalukan pengecekan,” ungkapnya, dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Pihak panitia memastikan tak ada maksud dari TK Kartika V Kota Probolinggo melanggar hukum terlebih mengarahkan ke paham – paham radikalisme.

Komnas PA Telusuri Anak TK Pegang Replika Senjata

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) akan terbang ke Probolinggo untuk menemui pihak sekolah yang mengelar karnaval anak TK yang mengunakan replika senjata laras panjang, di Probolinggo.

Kebetulan dalam waktu dekat Tim Komnas Perlindungan Anak akan hadir di Probolinggo untuk bertemu pengelola TK, guru PAUD, panitia penyelenggara karnaval,” kata Ketua Komnas PA, Aries Merdeka Sirait kepada Okezone, Senin (20/8).

Aries mengungkapkan pada prinsipnya Komnas PA tidak mempersoalkan pakaian burka yang digunakan anak-anak TK dalam karnaval tersebut, hanya saja yang dipersoalkan adalah penggunaan replika senjata.

Pada prinsipnya menggunakan pakaian yang beretika dan sopan, kebaya, jas atau pakaian agama sekalipun seperti cadar dan burka sepanjang tidak ada larangan secara hukum dapat digunakan termasuk dalam karnaval,” ungkapnya.

Namun yang tidak bisa dibenarkan dalam aksi tersebut, sambungnya, adanya penggunaan replika senjata, hal ini dianggap melanggar Konvensi PBB hak anak maupun UU Perlindungan anak yang dinilai sebagia bentuk ajaran kekerasan.

Ini dinilai ajaran kekerasan dan mendorong anak sebagai child soldiers atau tentara anak,” tutupnya.

Sebelumnya kostum TK Kartika V Kota Probolinggo saat karnaval peringatan HUT Republik Indonesia ke-73, pada Sabtu pagi 18 Agustus 2018, memicu kontroversi karena mengenakan pakaian muslimah hitam lengkap dengan hijab, cadar, dan membawa replika senjata dan pedang. Sebagian masyarakat beranggapan kostum tersebut mengarah ke gerakan radikalisme.

Namun pihak sekolah menyebutkan bahwa penggunaan kostum yang dipilih TK Kartika V Probolinggo mengusung tema “Bersama Perjuangan Rasululloh Kita Tingkatkan Keimanan dan Keislaman kepada Allah SWT”, dengan memanfaatkan properti yang ada di sekolah TK. (mb/okezone)

Pos terkait