Ini 5 Fakta Terduga Teroris Wanita Y: Rakit Bom Mobil hingga Bunuh Diri

Metrobatam, Jakarta – Sepak terjang terduga teroris wanita asal Klaten, Jawa Tengah, Y alias Khodijah, terungkap. Y yang ditangkap Densus 88 Antiteror ini diduga merakit bom mobil dan tewas bunuh diri dengan menenggak zat beracun.

Y awalnya ditangkap aparat Densus 88 Antiteror di rumahnya, Desa Joton, Kecamatan Jogonalan, Klaten, pada Kamis 14 Maret 2019 sekitar pukul 16.00 WIB. Dia dibawa ke Jakarta dan ditahan di Polda Metro Jaya.

Y lalu ditemukan dalam kondisi lemas di ruang istirahat pemeriksaan Rutan Mapolda Metro Jaya, Jakarta, pada Senin 18 Maret 2019 pagi dan langsung dilarikan ke RS Polri Raden Said Soekanto Kramat Jati, Jakarta Timur. “Dibawa Senin pukul 07.00 WIB. Meninggalnya enam jam kemudian,” kata Karo Penerangan Masyarakat (Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Rabu 20 Maret 2019.

Usut punya usut, polisi menduga Y bersama terduga teroris Sibolga, Abu Hamzah dan terduga teroris Lampung, RIN alias Putra Syuhada merencanakan penyerangan terhadap polisi dengan bom mobil. Setelah ditangkap, Y diduga bunuh diri dengan mengkonsumsi zat yang mengandung asam klorida yang menyebabkan saluran pencernaannya mengalami korosif.

Bacaan Lainnya

Berikut 5 fakta tentang teroris wanita Y yang diungkap Mabes Polri:

Ditangkap di Klaten

Y ditangkap Densus 88 Antiteror di rumahnya, Desa Joton, Kecamatan Jogonalan, Klaten, Kamis 14 Maret 2019 sekitar pukul 16.00 WIB.

Dia diduga terlibat dalam kegiatan terorisme. Polres Klaten juga melakukan penggeledahan. Namun, tidak menemukan barang yang berkaitan dengan kegiatan terorisme di rumahnya. Y lalu dibawa ke Jakarta dan ditahan di Polda Metro Jaya.

Diduga Tewas Bunuh Diri

Y meninggal dunia setelah empat hari ditahan. Y diduga tewas bunuh diri dengan mengkonsumsi zat yang mengandung asam klorida yang menyebabkan saluran pencernaannya mengalami korosif.

“Diduga dia ingin bunuh diri, kemungkinan itu besar. Masih didalami apa bentuk zat kimia dalam tubuh korban. Masih diselidiki apa yang dia minum dan lain-lain,” kata Karo Penerangan Masyarakat (Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2019).

Militan

Polri menuturkan terduga teroris perempuan memiliki karakter lebih militan dibandingkan teroris pria.

“Perlu saya sampaikan, mohon maaf, bahwa untuk pelaku-pelaku terorisme yang kita tangkap ini, khususnya perempuan, memiliki tingkat militansi yang luar biasa, baik yang melakukan suicide bomb di Sibolga maupun Saudari Khodijah,” kata Karo Penerangan Masyarakat (Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2019).

Dedi menerangkan para terduga teroris memiliki pola pikir menjadi muhajidin dan semisal meninggal dalam aksinya, mereka yakin masuk surga. Dedi menjelaskan Y bahkan rela meninggalkan suami dan anaknya untuk bergabung bersama kelompok teroris Abu Hamzah.

Rakit Bom Mobil

Y bersama terduga teroris Sibolga, Abu Hamzah dan terduga teroris Lampung, RIN alias Putra Syuhada, merencanakan penyerangan terhadap polisi dengan bom mobil.

“Mendesain bersama AH dan P untuk membuat bom mobil. Sasarannya adalah kantor polisi di Sibolga maupun aparat polisi lalu lintas yang melaksanakan tugas,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2019).

Jual Rumah Demi Danai Bom

Y diduga bergabung dengan kelompok teroris Abu Hamzah. Dia akan dinikahi Abu Hamzah, terduga teroris di Sibolga, Sumatera Utara (Sumut) dan akan dijadikan istri ketiga.

Y membiayai pembuatan beberapa bom. Dedi juga mengatakan Y dan Abu Hamzah berencana melakukan penyerangan setelah menikah. “Ada beberapa bom yang juga memang dibiayai oleh mereka keluarga Sibolga. Setelah diperistri (Abu Hamzah), mereka sudah berencana menjadi mujahid dan melakukan amaliyah,” ungkap Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2019).

Beberapa jenis bom yang dirakit kelompok ini adalah bom rompi dan bom ranjau. Pembuatan bom tersebut dibiayai Y dari hasil menggadaikan rumah dan tanahnya. (mb/detik)

Pos terkait