Ini Kesimpulan Sementara KNKT Soal Lion Air PK-LQP

Metrobatam, Jakarta – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap sejumlah fakta baru mengenai pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. Fakta tersebut antara lain mengenai dugaan pesawat tak meledak di udara, hingga airspeed indicator yang rusak.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengungkap hal tersebut dalam konferensi pers di Hotel Ibis Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11).

1. Diduga Tak Meledak di Udara

“Kita lihat serpihan ini sudah dalam bentuk kecil. Itu menandakan pesawat menyentuh air dengan kecepatan cukup tinggi,” ujar Soerjanto.

Bacaan Lainnya

Soerjanto mengatakan serpihan itu tersebar di permukaan air laut yang diperkirakan seluas 250 meter persegi. Keyakinan KNKT bahwa pesawat Lion Air itu jatuh di lokasi tersebut diperkuat keterangan saksi.

“Laporan dari yang kita wawancara, yaitu tugboat yang berjarak 1 nautical mile atau 1,8 kilometer, mereka melihat ada sesuatu yang masuk ke dalam air. Setelah itu, kapal tongkang itu melepas tugboat dan melihat ada serpihan yang sekarang kita temukan pada radius tidak lebih dari 500 meter,” ucap Soerjanto.

“Jadi pesawat mengalami pecah ketika bersentuhan dengan air atau ketika impact terhadap air dan pesawat tidak pecah di udara. Kalau (pecah) di udara, serpihan akan lebar,” imbuh Soerjanto.

2. Airspeed Indicator Rusak

Fakta kedua yang diungkap KNKT adalah terkait airspeed indicator yang rusak. Diketahui indikator tersebut rusak dalam empat penerbangan terakhir PK-LQP.

“Pada empat penerbangan terakhir ditemukan kerusakan pada penunjuk kecepatan di pesawat, airspeed indicator,” ucap Soerjanto dalam konferensi pers di kantornya, Senin (5/11).

Namun temuan itu belum dapat disimpulkan sebagai penyebab kecelakaan JT 610. KNKT melanjutkan penyelidikan.

“Kita akan meneliti lebih lanjut apa yang menjadi penyebab kerusakan, bagaimana perbaikan yang sudah dilakukan, dan bagaimana pilot menerbangkan selama pesawat mengalami kerusakan ini,” Kepala Subkomite Investigasi Keselamatan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo.

Melalui FlightRadar24 empat penerbangan terakhir pesawat Lion Air PK-LQP yang menggunakan pesawat Boeing 737 MAX 8 adalah:

1. JT 610

  • 29 Oktober 2018
  • Jakarta – Pangkalpinang
  • Scheduled time departure (STD): 06.10 WIB
  • (Jatuh di perairan Karawang)

2. JT43

  • 28 Oktober 2018
  • Denpasar-Jakarta
  • Scheduled time departure (STD): 19.30 Wita
  • Actual time departure (ATD): 22.21 Wita
  • Landed 22.56 WIB

3. JT 775

  • 28 Oktober 2018
  • Manado – Denpasar
  • Scheduled time departure (STD): 18.40 Wita
  • Actual time departure (ATD): 19.51 Wita
  • Landed 22.00 Wita

4. JT 776

  • 27 Oktober 2018
  • Denpasar-Manado
  • Scheduled time departure (STD): 09.55 Wita
  • Actual time departure (ATD): 14.34 Wita
  • Landed 16.41 Wita. (mb/detik)

Pos terkait