Metrobatam.com, Jakarta – Pesona Batam sebagai kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone) telah memudar. Hal itu dikatakan Menko Perekonomian Darmin Nasution, saat melantik pengurus Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kamis (19/10) di Jakarta.
Menurutnya, kawasan Batam saat ini tidak lagi memiliki daya tarik dibanding kawasan sejenis di ASEAN. “Terutama setelah mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), yang memberikan pembebasan bea masuk bagi barang produksi dari negara Asean yang masuk ke Indonesia,” kata Darmin.
Darmin mengungkapkan bukti, terpuruknya daya tarik Batam sebagai kawasan bisnis dan perdagangan. Mengutip data Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, ada 169 perusahaan yang tutup dalam 3 tahun terakhir.
Pada 2015 ada 54 perusahaan yang tutup, pada 2016 mencapai 62, dan hingga Juli 2017 telah mencapai 53. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan ekonomi Batam hanya mencapai 5,45% pada 2016, dan hingga semester I-2017 hanya mencapai kisaran 2%. “Ini karena lesunya kegiatan ekonomi di wilayah tersebut,” ungkapnya seperti dikutip dari Antara.
Kepada Lukita Dinarsyah Tuwo yang dilantik sebagai Kepala BP Batam beserta jajarannya, Darmin meminta untuk mengembalikan kejayaan kawasan Batam. Hal itu seperti tujuan awal ditetapkan sebagai kawasan bebas perdagangan sejak 1973.
Masalah lain yang harus dituntaskan, adalah dualisme pengelolaan wilayah yang kerap memicu protes dari pelaku usaha. Dualisme itu terjadi antara BP Batam dengan Pemerintah Kota Batam yang mengganggu pelayanan perizinan.
Selain Lukita Dinarsyah Tuwo sebagai Kepala BP Batam, Darmin juga melantik para deputi. Mereka adalah Purwiyanto (Anggota 1, Deputi Bidang Keuangan), Yusmar Anggadinata (Anggota 2, Deputi Bidang Perencanaan dan Pengembangan), Dwianto Eko Winaryo (Anggota 3, Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Usaha) dan Bambang Purwanto (Anggota 5, Deputi Bidang Umum dan Sumber Daya Manusia).
sumber: kumparan.com