Inilah Pencegahan Penyakit Kardiovaskular

METROBATAM.COM, –Dalam rangka memperingati 25 tahun, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) mengadakan pertemuan tahunan Annual Scientific Meeting of Indonesia Heart Association (ASMIHA) dengan memaparkan pencapaian dan tantangan dalam bidang kardiovaskular di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, 15-17 April 2016.

Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah yaitu penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular (otak dan pembuluhnya), penyakit pembuluh darah perifer, penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, aritmia dan penyakit kutup, thrombosisi vena dan emboli paru.

Penyakit kardiovaskular dapat menyerang siapapun baik pria maupun wanita tergantung dengan gaya hidup seseorang yakni merokok, kelebihan berat badan, kurang berolahraga, tekanan darah tinggi dan diabetes.

Berdasarkan data Riskesdas 2013, hipertensi diderita oleh oleh sekitar 26,5%, hanya 9,4% baru terdiagnosisi tenaga kesehatan, makan obat 9,5%, yang minum obat dan terkontrol 0,7%. Stroke diderita sekitar 12,1 per 1.000 orang,diabetes terdiagnosa 2,1%.

Bacaan Lainnya

Sudah banyak pencapaian dalam bidang kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) antara lain bidang pengobatan termasuk di dalamnya inovasi pada serangan jantung, gagal jantung akut, penyakit pembuluh darah, kelainan jantung bawaan pada anak serta di bidang cardiovascular imaging. Selain itu, juga tercatat banyak kemajuan dalam bidang penelitian dan kerjasama antar lembaga.

Kemajuan dalam aspek pencegahan yang diharapkan ke depannya akan menurunkan biaya belanja kesehatan di seluruh Indonesia.  Namun banyak pula tantangan baik secara internal maun pun eksternal.

Tema ASMIHA 2016 adalah  Menjembatani kesenjangan dalam layanan kardiovaskular dilatarbelakangi adanya  kesadaran akan masih tingginya kesenjangan aspek keilmuan dan layanan yang belum merata di seluruh Indonesia.

Ketua Umum PERKI Dr. Anwar Santoso PhD, FIHA, FasCC, FESC mengatakan banyak kemajuan yang dicapai dalam bidang kardiovaskular misalnya ditemukan percutaneus coronary intervention (PCI) yang telah berhasil mengurangi angka kematian akibat gagal jantung, teknologi cardiac resynchronization therapi (CRT) dan left ventricular assist device (PVAD) yang menolong pasien gagal jantung. Pemasangan pacu jantung pada kasus gangguan irama jantung dan ICD terbukti menurunkan kematian jantung mendadak .

Lalu kemajuan dalam bidang pembuluh darah, yaitu teknologi thoracic endovascular aortic repair dan endovascular aneurysm repair membantu pasien dengan kasus ini.

Di bidang anak terdapat kemajuan dalam penanganan penyakit jantung congenital, misalnya penanaman alat patent ductus arteriosus (PDA), amplatz duct occluder (ADO), dan amplatz septal occluder (ASO) yang akan membantu pasien anak dengan kelaianan jantung bawaan. Tak kalah pentingnya adalah di bidang pencitraan jantung sehingga diagnosa dapat dilakukan secara akurat dan tepat antara lain transthoracic echocardiogram (TTE), transesophageal echocardiography (TEE), cardiac magnetic resonance imaging (CMRI) dan Radio Nuclear Imaging.

Tantangannya  terdapat internal dan eksternal. Tantangan secara internal yaitu dokter dituntut agar dapat bekerja dalam sistem sehingga dapat membantu pemerintah dalam kontrol kualitas dan biaya kesehatan masyarakat. Secara eksternal, harus mempersiapkan para dokter untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) agar dapat bersaing secara kualitas dan kuantitas.

ASMIHA itu diikuti sekitar 1.500 dokter yang terdiri dari spesialis kardiovaskular, bidah jantung, penyakit dalam, syaraf, anak, dan seminat lainnya serta dokter umum.

Pencegahan lebih baik dari pengobatan. Ada pun cara pencegahannya adalah:

  1. Mengkonsumsi maknan yang sehat. Makahan yang sehat dapat menurunkan risiko penyakit kardiviovascular.
  2.  Memiliki makanan yang rendah lemak jenuh, lemak trans serta garam,  Beberap amakan yang direkomendasikan adalah buah atau sayuran, biji-biji yang kaya akan serat, ikan (sebaiknya oily fish hanya dokonsumsi dua kali per minggu), kacang-kacangan. Sebaiknya mengkonsumsi susu rendah lemak dan unggas tanpa kulit. Sebalinya harus mengurangi minuman manis dan daging merah.
  3. Olahraga yang teratur. Lakukan aotivitas aerobik yang moderat yang tidak terlalu berat seperti jalan cepat selama 2,5 jam atau aktivitas aerobik, jogging atau berenang selama 1,5 jam setiap minggu. Tanpa olahraga, risiko tererang penyakit kardiovaskular terutama penyakit jantung dan stroke meningkat sekitar 51%.
  4. Hindari merokok, walaupun bukan perokok, hindari menjadi perokok aktif sebab 30% perokok pasif memiliki risiko terkena penyakit kardiovaskular

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *