Isu Pergantian Panglima TNI Dinilai untuk Memperkeruh Suasana Politik

Metrobatam, Jakarta – ‎Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai bahwa isu pergantian Panglima TNI Gatot Nurmantyo hanya dilakukan untuk memperkeruh suasana politik di tengah adanya rencana aksi susulan terkait kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama. Rencananya, aksi tersebut akan dilakukan pada 25 November 2016.

“Saya setuju dengan Presiden, mungkin ada yang ingin memperkeruh situasi sebab ganti Panglima kan tidak sembarangan!” tegas Hendri, Kamis (10/11).

Hendri menjelaskan, apabila Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin mengganti Panglima TNI maka harus dilakukan dalam waktu dan kondisi yang tepat. Terlebih, menurut dia, ‎saat ini sangat mudah bagi oknum provokator menyebarkan informasi yang tidak benar.

“Jadi memang perlu dukungan juga dari seluruh masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum tentu benar,” jelas dia.

Bacaan Lainnya

Hendri menilai, saat ini pemerintah dapat mengambil nilai positif dari beredarnya informasi terkait isu pergantian Panglima TNI. Pasalnya, rakyat Indonesia saat ini tengah memperhatikan kinerja dari pemerintahan kabinet Jokowi-JK. “Tapi ada hal positif yang bisa diambil, sekedar mengingatkan pemerintah bahwa rakyat juga memperhatikan‎,” simpulnya.

Tak Ada Pergantian
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri menepis kabar yang menyebutkan akan ada pergantian Panglima TNI dalam waktu dekat. Kemarin Panglima TNI hadir di Istana Negara. Namun, ia datang untuk menghadiri penganugerahan gelar pahlawan nasional serta tanda jasa yang dilaksanakan di Istana Negara.

“Ini saya mengajak panglima karena itu. Berseliweran informasi-informasi seperti itu. Isu berseliweran kanan-kiri seperti itu. Sehingga saya tadi mengajak Panglima untuk menyampaikan, menegaskan. Tidak ada yang namanya penggantian Panglima TNI, tidak ada,” kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (9/11).

Ia mengatakan, kabar ini memanaskan suasana. Jokowi melanjutkan, mengenai penyebar berita pergantian Panglima TNI tersebut, ia akan menyerahkannya ke Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk diproses hukum.

“Nanti saya perintah ke Kapolri, tidak benar. Ini namanya ingin memanaskan suasana,” tegas Jokowi. (mb/okezone)

Pos terkait