Jadi Kader PDIP, Kapitra Tafsirkan Makna Cebong dalam Islam

Metrobatam, Jakarta – Setelah menjadi caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Kapitra Ampera tak keberatan dipanggil sebagai cebong. Ia juga punya arti tersendiri untuk istilah cebong dalam terminologi Islam.

Cebong atau anak katak selama ini adalah sebutan bernada meledek di dunia sosial untuk para pendukung Joko Widodo.

Sementara Kapitra menyebut cebong justru mengandung terminologi yang baik dalam ajaran agama Islam sehingga tak patut dianggap sinis oleh masyarakat.

“Karena persepsi agama saya, cebong adalah anak katak yang selalu berzikir demi kebaikan bangsa, demi kebaikan umat manusia. Itu yang saya tahu dalam terminologi Islam,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Karena itu setelah jadi bagian dari PDIP, Kapitra tak keberatan dipanggil sebagai cebong. “Please call me cebong,” katanya.

Pernyataan Kapitra ini bertolak belakang dengan pesan sejumlah pemuka agama yang khawatir penyelenggaraan pemilu tahun depan menimbulkan keresahan baru. Salah satu kekhawatiran mereka merujuk pada penggunaan label seperti ‘cebong’ atau ‘kampret’ yang kerap berseliweran di media sosial.

Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban (UKP DKAP), Din Syamsuddin mengaku keberatan dan meminta masyarakat tidak menggunakan istilah hewan untuk mendegradasi atau merendahkan manusia.

Penggunaan label seperti ‘cebong’ dan ‘kampret’ menurutnya sama saja tidak menghargai Tuhan yang telah menciptakan manusia.

“Mohon maaf itu tidak sesuai dengan akhlak Islam. Siapa pun, baik pihak ini ke sana, pihak ini ke situ, saya sama salahkan kalau memberi label ke manusia,” ujar Din yang hadir bersama enam perwakilan agama lain di bilangan Darmawangsa, Jakarta Selatan, Selasa (10/7).

Din menegaskan bahwa Islam menghormati semua manusia, termasuk kepada para nonmuslim.

“Manusia itu siapapun, adalah makhluk ciptaan Allah. Agama menyebutkan ‘karamna bani Adam, kami memuliakan bani Adam, bukan hanya muslim, bukan hanya mukmin’,” kata Din.

Selain Din, pendiri pondok pesantren Darut Tauhid Bandung, Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym juga melontarkan hal serupa. Menurut dia, sesama manusia dilarang memanggil dengan gelar yang buruk, termasuk sebutan kecebong dan kampret.

“Jangan panggil memanggil dengan gelaran-gelaran yang buruk. Satu panggil kecebong, satu panggil kampret. Jangan ikutan ya. Jangan ikutan manggil kampret, manggil kecebong. Kita manusia,” kata Aa Gym dalam ceramahnya pada acara Kajian Tauhid, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (8/7).

Menurut Aa Gym, selain dilarang memanggil sesama manusia dengan gelar yang buruk, larangan lainnya adalah tidak boleh mengolok, mengejek, atau meremehkan orang yang berbeda sikap.

“Allah memuliakan kita menjadi manusia. Jangan memanggil dengan gelaran-gelaran yang buruk. Jadi jangan melihat orang berbeda sedikit kemudian Anda mengejek, mengolok,” katanya.

Label ‘cebong’ dan ‘kampret’ populer di media sosial. Sebutan ‘cebong’ atau ‘kecebong’ merujuk pada para pendukung Jokowi. Sedangkan sebutan ‘kampret’ merujuk ke pendukung Prabowo Subianto. Sebutan ini populer tak lama setelah Jokowi dan Prabowo bertarung di Pilpres 2014 lalu.(mb/cnn indonesia)

Pos terkait