Jadi Terpidana Korupsi, Mantan Presiden Brasil Lula Menyerahkan Diri

Brasilia – Mantan presiden Brasil Luiz Incio Lula da Silva mulai menjalani hukuman selama 12 tahun atas kasus korupsi, setelah menyerahkan diri pada polisi.

Sebelumnya, Lula menolak menyerahkan diri dan bersembunyi di gedung serikat buruh baja, setelah melewati batas waktu penyerahan diri yang ditetapkan pengadilan.

Pria berusia 72 tahun itu berjalan kantor polisi untuk menyerahkan diri dari kampung halamannya di dekat Sao Paulo, dan kemudian diangkut dalam mobil polisi.

Sejumlah pendukungnya telah memblokir kendaraannya agar tidak keluar dari lokasi tersebut. Lula berkeras dia tidak bersalah, namun dia mengatakan akan mematuhi perintah penahanan terhadap dirinya.

Bacaan Lainnya

Dia kemudian diterbangkan dengan menggunakan helikopter polisi ke bagian selatan kota Curitiba untuk memulai masa penahanan.

Para demonstran menyalakan kembang api begitu helikopter yang membawa Lula mendarat, dan polisi anti huru-hara melontarkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Departemen pemadam kebakaran mengatakan delapan orang terluka, salah satunya karena terkena peluru karet.

Lula merupakan calon presiden yang diunggulkan dalam pemilihan presiden pada Oktober mendatang, namun hukuman penjara terhadapnya membuat persaingan menjadi lebih terbuka.

Mantan pekerja sektor metal dan aktivis serikat buruh ini merupakan tokoh ikonik untuk sayap kiri di Amerika Latin. Dia merupakan pemimpin sayap-kiri pertama yang menduduki jabatan presiden sejak setengah abad terakhir.

Apa yang Lula harus katakan?

Sebelumnya pada Sabtu, dengan didampingi presiden sebelumnya yang dimakzulkan, Dilma Rousseff, Lula menyampaikan pidato selama 55 menit.

“Saya akan mematuhi perintah dan Anda semua akan menjadi Lula,” kata dia kepada para pendukungnya yang berkumpul di Sao Bernardo do Campo. “Saya tidak di atas hukum. Jika saya tidak percaya hukum, saya tidak akan membentuk partai politik. Saya tidak akan memulai sebuah revolusi.”

Dia berjanji untuk “lebih besar dan lebih kuat” setelah keluar dari masalah hukumnya, dia mengatakan: “Saya lahir dengan leher yang pendek jadi saya dapat tetap menegakkan kepala saya.”

Dia meninggalkan panggung dengan dibopong pendukungnya, dan diiringi teriakkan “Bebaskan Lula!”

Dakwaan terhadap kasus korupsi Lula berasal dari hasil investigasi anti-korupsi yang dikenal dengan ‘Operasi Cuci Mobil’, yang mencakup tokoh politisi dari sejumlah partai.

Dia terbukti bersalah menerima suap dari perusahaan teknik OAS, berupa sebuah apartemen di tepi pantai yang telah direnovasi dengan nilai sebesar $1,1 juta atau Rp 15 milliar. Lula mengatakan vonisnya itu disengaja untuk menghalangi pencalonan kembali dirinya sebagai presiden .

Lula menjabat Presiden Brasil pada 2003-2011. Walaupun memimpin dalam jajak pendapat menjelang pemilihan Oktober, dia tetap dianggap sebagai tokoh yang membuat Brasil terpecah-belah.

Ketika Lula menjabat sebagai presiden, Brasil mengalami pertumbuhan ekonomi terpanjang dalam tiga dekade, yang menyebabkan pemerintahannya dapat menghabiskan dana untuk program sosial.

Puluhan juta warga keluar dari kemiskinan berkat inisiatif yang dilakukan pemerintahannya dan dia tak lagi menjabat setelah dua periode berturut-turut ( batas maksimal yang diizinkan di Brasil) dengan rekor popularitas yang tinggi. (mb/detik)

Pos terkait