Jaga Potensi Laut, Pemerintah Aceh Akan Beli 6 Pesawat

Metrobatam, Banda Aceh – Pemerintah Aceh kembali menegaskan akan membeli sebanyak enam pesawat jenis Shark Aero, buatan Slovakia. Pembelian pesawat itu guna menjaga potensi perairan Aceh terhadap illegal fishing serta penyelundupan obat-obatan terlarang ke Aceh.

“Pesawatnya sama persis dengan pesawat saya, namun akan ditambah dengan perangkat keselamatan di air,” kata Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, dalam siaran yang diterima Okezone, Senin (22/1).

Irwandi mengungkapkan, alasan pembelian pesawat tersebut karena dirinya sangat mengetahui karakter dari pesawat buatan Slovakian itu, sehingga tidak terkesan asal beli. “Saya tahu betul karakternya, jadi tidak beli kucing dalam karung,” ungkap Irwandi.

Irwandi memaparkan beberapa keunggulan pesawat jenis ini. Diantaranya kemampuan terbang mengalahkan pilot. Pesawat jenis ini mampu terbang non stop hingga sembilan jam, sedangkan pilot hanya empat hingga lima jam.

Bacaan Lainnya

“Pesawat ini juga mampu terbang dengan kecepatan tinggi, juga bisa terbang rendah dan mampu pula terbang tinggi,” ucapnya.

Selain itu, Irwandi juga membandingkan pesawat ini dengan kapal perang yang dalam waktu satu jam dapat bergerak dengan kecepatan maksimum mencapai 30 mil atau 55 kilometer. Sedangkan pesawat Shark Aero ini dalam waktu satu jam mampu menjangkau hingga 200 mil atau tepat berada di Zona Ekonomi Eksklusif.

Selama ini, Irwandi mengakui, kerap menerima pelbagai masukan atas wacanannya membeli pesawat tersebut. Katanya, ada pihak yang menyarankan kepada dirinya agar dalam melakukan patroli laut, Pemerintah Aceh dapat meminta bantuan kepada TNI Angkatan Udara, tidak dengan membeli pesawat lain.

Namun, ia memberi penjelasan bahwa untuk kebutuhan satu jam terbang, sebuah pesawat tempur membutuhkan bahan bakar hampir satu ton.

“Ini tentu sangat berbeda dengan pesawat Eagle One Hanakaru Hokagata milik saya yang hanya menghabiskan 125 liter pertamax untuk perjalanan sejauh 1.700 kilometer,” jelasnya.

Perjalanan udara tersebut pernah dilakukan Irwandi saat melakukan kunjungan kerja ke 10 kabupaten/kota di Aceh pada Oktober 2017 lalu.

Selain itu, kendala lain terkait penggunaan pesawat milik TNI AU untuk patroli laut, katanya, di Lanud SIM tidak ada pesawat tempur yang diparkir untuk patroli laut, begitu juga dengan di Sabang, namun yang terdekat adalah di Provinsi Riau.

“Hal ini tentu tidak efektif karena jauh. Oleh karena itu, timbul inisiatif saya untuk membeli pesawat ini untuk membantu TNI AL dan TNI AU dalam melakukan patroli laut dan patroli darat serta patroli narkoba,” ungkapnya.

Terkait harga, Irwandi menjelaskan, pesawat jenis Shark Aero yang akan dipesan oleh Pemerintah Aceh bukanlah pesawat yang mahal harga dan biaya perawatannya.

Harga pesawat ini per unit bernilai 150 ribu Euro atau sebesar Rp2,5 miliar. Dalam pengoperasiannya, Pemerintah Aceh tidak akan show sendiri tetapi akan berkoordinasi dengan TNI AL, TNI AU dan Bakamla.

“Dalam pengoperasiannya juga akan melibatkan AL, AU dan pilot-pilot Aceh yang sudah pernah kita sekolahkan,” pungkas Irwandi. (mb/okezone)

Pos terkait