Jaksa Sebut Pelaku Serangan Teror Bom Belgia Simpatisan ISIS

Metrobatam, Jakarta – Otoritas Belgia menemukan tanda bahwa pelaku serangan di stasiun kereta api Brussels mendukung kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah atau Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) dan memiliki bahan peledak di rumahnya.

Pria berusia 36 tahun berkebangsaan Maroko itu teridentifikasi hanya memiliki inisial nama O.Z. Ia ditembak mati oleh seorang aparat keamanan di Stasiun Pusat Brussels pada Selasa (20/6), setelah mencoba untuk meledakkan bom paku.

Hasil awal pencarian di tempat tinggal tersangka O.Z di Sint-Jans-Molenbeek menunjukkan bahwa dia kemungkinan membuat bom di sana,” ujar Juru Bicara Jaksa Federal Eric Van Der Sypt dalam sebuah pernyataan pada Rabu (21/6), melansir AFP.

Bahan kimia dan material yang ditemukan kemungkinan bisa membuat sejumlah ledakan,” imbuhnya.

Bacaan Lainnya

Ada juga indikasi bahwa tersangka bersimpati untuk organisasi teroris ISIS,” ujar Van Der Sypt seraya menyimpulkan.

Distrik Molenbeek, area padat imigran di Brussels, telah dihubungkan dengan sebuah serial plot teror yang menjadikan Brussels dalam keadaan waspada tingkat tinggi.

Pada Maret 2016, bom bunuh diri menghantam Bandara Zvanterm dan stasiun kereta bawah tanah Maalbeek, dekat markas besar Uni Eropa. Tragedi ini menewaskan 32 orang dan melukai ratusan lainnya.

Sebelumnya, aparat keamanan Belgia yang tengah berpatroli di Stasiun Pusat Brussels menembak seorang pria setelah terjadi sebuah ledakan kecil pada Selasa (20/6) malam waktu setempat.

Media lokal melaporkan bahwa tersangka ledakan di stasiun mengenakan sebuah rompi yang bisa meledak. Pria itu langsung ditembak aparat hingga tewas di tempat.

Para turis dan warga lokal yang menyesaki stasiun serta area yang berdekatan dengan kota bersejarah, termasuk lapangan kota Grand Place, pun dievakuasi, sementara aparat kepolisian mengatur barisan keamanan.

Sebuah tabloid koran lokal, Het Laatste Nieuws, mengutip pernyataan salah seorang saksi mata yang mengaku melihat kejadian. Saksi tersebut bercerita, seorang pria berteriak “Allahu Akbar” menggunakan bahasa Arab sebelum terjadi sebuah ledakan kecil. Aparat keamanan lalu berlarian ke arah pria tersebut dan melihat kabel-kabel yang tersembul dari baju pria itu, lalu menembaknya.

Ledakan di Stasiun Pusat Brussels ini terjadi sehari setelah aksi teror terjadi di dekat sebuah masjid di London dan Paris.(mb/detik)

Pos terkait