Jokowi Bisa Curi Suara Prabowo Jika Gaet Gatot Nurmantyo

Metrobatam, Jakarta – Presiden Joko Widodo diprediksi meraih keuntungan besar seandainya memilih calon wakil presiden dari kalangan militer atau individu yang berasal dari luar Pulau Jawa pada pemilihan presiden 2019 mendatang.

Untuk kalangan militer, Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research Center (SMRC) Djayadi Hanan menilai Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sosok yang pas mendampingi Jokowi. Pasalnya sebagai sipil, Jokowi selama ini dipersepsikan bukan sosok Presiden kuat dan tegas.

Karena itu Jokowi berpotensi menggerus dukungan dari rivalnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, jika berpasangan dengan Gatot Nurmantyo yang akan memasuki masa pensiun pada awal 2018. Hasil survei sejumlah lembaga selama ini, elektabilitas Prabowo terus menguntit di belakang Jokowi.

Jayadi menilai, dari retorika yang dibangun selama ini, Gatot menyasar pemilih yang karakternya mirip dengan pendukung Prabowo.

Bacaan Lainnya

“Sementara ini dukungan kepada Prabowo lebih banyak, jadi wajar Gatot belum mendapat limpahan suara,” kata Djayadi di kantornya kemarin.

Jokowi meraih dukungan tertinggi berdasarkan hasil survei SMRC, 3-10 September lalu. Presiden ketujuh itu meraup dukungan dari 45,6 responden.

Dukungan terhadap Jokowi mengungguli Prabowo yang meraih 18,7 persen responden seandainya pemilu digelar saat survei.

Jokowi juga dinilai bisa meraup dukungan besar jika memilih pasangan yang berasal dari luar Pulau Jawa di mana Jokowi tak memiliki basis legitimasi yang cukup kuat.

“Dari luar Jawa, misalnya, dari kalangan yang direspek kalangan islam,” ujar Djayadi.

Berdasarkan survei SMRC, Jokowi selain memiliki elektabilitas tertinggi juga dinilai masyarakat menonjol dalam beberapa isu.

Isu yang paling disoroti terutama pembangunan infrasutruktur seperti pembangunan jalan-jalan umum, sarana transportasi umum, memperluas jangkauan pelayanan kesehatan di puskesmas/rumah sakit, serta membangun jalan lintas antar provinsi dan tol di luar Pulau Jawa.

Ada 74 persen responden menilai pembangunan jalan umum sepanjang 2017 lebih baik dibanding tahun lalu. Kemudian, 59 persen responden menilai baik kemajuan pembangunan sarana transportasi umum dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan di tahun ini.

Selain itu, Jokowi juga dianggap berhasil menghilangkan rasa terancam warga dari kelompok teroris dan menjamin kesetaraan hak-hak warga negara

“Mayoritas warga menilai kerja pemerintah dalam masalah-masalah tersebut semakin baik dibanding tahun lalu,” ujarnya.

Di balik penilaian positif tersebut, pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla dianggap tidak mendatangkan perubahan berarti dalam menyediakan lapangan pekerjaan, mengurangi jumlah orang miskin, dan mengurangi pengangguran.

Baik Jokowi maupun Prabowo disebut bakal kembali bersaing di Pilpres 2019. Jika ini terjadi, maka perebutan kursi RI 1 tahun 2014 kembali terulang. Saat itu Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla mengalahkan Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait