Jokowi Inginkan Generasi Pemimpin Negara Harus Tahan Banting

Metrobatam, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta, generasi masa depan bangsa yang ingin menjadi pemimpin di Indonesia harus menjadi generasi yang tahan banting dan tidak cengeng. Sebab, bila Indonesia ingin menjadi negara yang kuat, maka masyarakatnya harus dapat terus mampu berusaha lebih keras lagi.

Jokowi mengatakan, bahwa masyarakat tidak perlu panik dengan adanya revolusi industri 4.0. Perubahan yang begitu cepat itu, lanjut dia, dapat diantisipasi dengan belajar dan berusaha keras guna memanfaatkan peluang revolusi industri 4.0 tersebut.

“Oleh sebab itu sebagai generasi yang nantinya memimpin negara ini, harus tahan banting, tahan uji, tidak cengeng, dan enggak manj, apalagi malas. Lupakan itu. Kalau ingin jadi negara besar dan kuat ekonominya harus usaha keras, ikhtiar keras,” kata Jokowi saat menerima SMA Taruna Nusantara di Istana Negara, Jakarta, Senin (9/4).

Kepala Negara memaparkan perubahan global yang begitu cepat saat ini. Dimana, kata Jokowi, transaksi jual beli telah beralih ke sistem elektronik. Selain itu, revolusi industri 4.0 tersebut juga telah mengalihkan pekerjaan manusia ke sistem robotic.

Bacaan Lainnya

“Contohnya sekarang sudah mulai, yang dekat saja di Changi Airport sekarang yang nyapu lantai bukan orang tapi robot. Hati-hati. Kemudian, pemerintah Dubai, tahun lalu mengumumkan 25 persen dari bangunan baru 20 tahun ke depan akan pakai teknologi 3D printing guna mempercepat konstruksi dan lebih efisien, dan sangat menghemat biaya sepertiganya,” jelasnya.

Ia melanjutkan, bahwa perubahan global saat ini akan sangat berdampak kepada Indonesia. Sebab itu, pemerintah mengantisipasinya dengan fokus mengerjakan pembangunan infrastruktur guna meningkatkan daya saing Indonesia dengan negara lainnya.

“Pemerintah setahun ini memang ada tahapan besar yang pertama baru menyiapkan pondasi infrastruktur dalam rangka kompetisi dan persaingan. Kenapa jalan tol dibangun, baik di Jawa maupun luar Jawa, Airport dibangun. Airport yang sudah ada diperluas lagi. Pelabuhan dibangun. Ya karena itu merupakan basic landasan,” jelasnya.

Menurut Jokowi, Indonesia dapat menjadi negara yang kuat bila memiliki pondasi yang kuat. Sehingga, ia mengajak siswa dari SMA Taruna Nusantara untuk optimis menatap masa depan bahwa Indonesia akan menjadi sebuah negara besar.

“Dengan usaha keras, dengan kerja keras, dan kita semuanya meyakini bahwa apa yang saya sampaikan 2045 itu betul-betul Indonesia menjadi negara masuk lima besar ekonomi terkuat di dunia,” tandasnya.

Diundang Hadiri Harlah Ke-58 PMII

Sementara itu Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) mengundang Jokowi menghadiri peringatan hari lahir ke-58 PMII yang jatuh pada 17 April di Bandung, Jawa Barat.

“Kami mengundang Bapak Presiden di harlah PMII yang ke-58 di Bandung,” ujar Ketua Umum PB PMII Agus M Herlambang seusai pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (9/4).

Agus mengatakan Jokowi direncanakan hadir dalam acara tersebut. Selain itu, PMII membahas masalah kebangsaan dengan Jokowi. Mereka optimistis Indonesia tidak akan bubar pada 2030.

“Kedua, kami diskusi terkini masalah kebangsaan. Optimisme generasi muda juga menyampaikan rekomendasi. Kami optimis di tahun 2030 nggak akan hancur Indonesia. Dan Presiden menjelaskan step, step agar Indonesia tidak terjadi seperti apa yang diprediksi banyak orang,” tutur Agus.

Agus menambahkan Jokowi menitip pesan kepada PMII untuk menjaga optimisme dalam pembangunan bangsa. PMII juga diminta membangun gerakan kewirausahaan.

“Beliau berpesan kepada kami membangun dan menjaga rasa optimisme bangsa. Selanjutnya, beliau meminta PMII dalam membangun gerakan entrepreneurship,” terang Agus.

Pertemuan yang dihadiri 33 pengurus PMII ini berlangsung selama sekitar 2 jam di Istana. PMII menampik apabila dikatakan pertemuan juga membahas dukungan Pilpres 2019. “Nggak bahas itu (Pilpres 2019). Kami diskusi soal kebangsaan,” ujar Agus. (mb/detik)

Pos terkait