Jokowi Maknai Pemikiran Gus Dur: Politik Harus Kedepankan Tata Krama

Metrobatam, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaknai pemikiran-pemikiran yang dituangkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) semasa hidupnya. Presiden keempat tersebut dinilai memiliki nilai-nilai dalam berdemokrasi hingga anti-diskriminasi.

“Nilai-nilai dalam berdemokrasi, nilai-nilai dalam kemanusiaan, nilai-nilai dalam keagamaan dalam ketauhidan. Nilai-nilai… banyak sekali saya kira beliau… nilai-nilai anti-diskriminasi,” ujar Jokowi setelah menghadiri konsolidasi caleg PKB di Balai Sarbini, Jakarta Selatan, Senin (17/12).

Pemikiran-pemikiran Gus Dur, kata Jokowi, dapat diterapkan di tahun politik. Menurutnya, politik harus mengedepankan etika dan tata krama.

“Menurut saya, kita ini harus dalam berpolitik, berdemokrasi bahwa tata krama itu harus dikedepankan, sopan santun dalam bertata krama harus dikedepankan,” kata Jokowi.

Bacaan Lainnya

Jokowi berharap budaya sopan santun masyarakat Indonesia tidak pudar karena perbedaan pilihan politik. Begitu juga jangan sampai ada ambisi untuk meraih jabatan.

“Jangan sampai budaya bangsa yang santun yang bertata krama hilang karena perbedaan pilihan, gara-gara keinginan untuk menang, nabrak sana-nabrak sini. Saya kira bukan itu Indonesia,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu Jokowi juga menyebut La Nyalla Mattalitti sudah tiga kali meminta maaf kepadanya. Satu demi satu momen minta maaf La Nyalla diungkap Jokowi, kecuali yang di kesempatan terakhir.

“Memang (saya) bukan PKI. La Nyalla sudah ketemu saya di Surabaya, sudah minta maaf tiga kali,” ujar Jokowi seusai konsolidasi caleg PKB di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (17/12/2018).

La Nyalla memang mengaku pernah menyebarkan Obor Rakyat yang isinya propaganda menjelek-jelekkan Jokowi. Selain itu, ia pernah menyebarkan isu bahwa Jokowi aktivis PKI.

“Yang pertama karena ‘Pak, saya menyebarkan Obor Rakyat yang di dalamnya menjelek-jelekkan Bapak. Saya mohon maaf’. Saya maafkan, wong minta maaf. Kemudian yang kedua ‘Pak, saya yang menyebarkan mengenai PKI. Pas ketemu ini saya minta maaf’. Saya maafkan,” jelas Jokowi.

Permintaan maaf yang ketiga tidak disampaikan Jokowi karena bersifat rahasia. Yang jelas, ia sudah memaafkan La Nyalla.

“Yang ketiga nggak bisa saya sampaikan. Artinya, isu-isu seperti tadi dikembangkan untuk kepentingan politik sesaat. Kembali lagi, tata krama, sopan santun harus kita jaga,” kata Jokowi.

La Nyalla pada Pilpres 2014 mendukung Prabowo Subianto dan kini beralih dukungan ke Jokowi di Pilpres 2019. Jokowi menghargai dukungan yang diberikan eks Ketum PSSI itu. “Itu kan hak pribadi Pak La Nyalla. Ya dihargai,” ujar Jokowi. (mb/detik)

Pos terkait