Jokowi: Minggu Ini Tidak Ada Reshuffle

Metrobatam, Jakarta – Presiden Joko Widodo mengatakan, tidak akan ada perombakan (reshuffle) kabinet dalam waktu dekat.

Hal itu disampaikan Jokowi menanggapi isu reshuffle yang berembus kencang dalam sepekan terakhir. “Hari ini tidak. Minggu ini juga tidak,” ujar Jokowi usai meninjau perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (13/7).

Sejak menjabat Presiden tahun 2014, Jokowi telah beberapa kali merombak susunan kabinetnya. Waktu yang dipilih Jokowi untuk merombak kabinet adalah setelah libur idul fitri. Jokowi merombak kabinetnya pertama kali pada 12 Agustus 2015. Reshuffle Jilid I itu dilakukan belum genap sebulan setelah lebaran.

Pada reshuffle jilid II, Jokowi merombak kabinet hanya berselang beberapa Minggu setelah Idul Fitri. Jokowi merombak kabinet untuk kedua kalinya pada 27 Juli 2016. Ketika itu Idul fitri 2016 jatuh pada 6 Juli.

Bacaan Lainnya

Kabar reshuffle juga semakin berkembang menyusul keluarnya rapor kementerian dan lembaga oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, beberapa bulan lalu.

Namun, menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla jika perombakan kabinet dilakukan berdasarkan pencapaian target, maka akan banyak menteri yang diganti. JK juga enggan menyebutkan kementerian yang tak mencapai target.

Desakan perombakan kabinet juga disuarakan sejumlah masyarakat. Dua hari lalu, Ratusan nelayan berunjuk rasa di depan istana kepresidenan mendesak presiden mencopot Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Nelayan protes dan merasa dirugikan oleh kebijakan menteri Susi yang melarang penggunaan cantrang. Mereka membawa spanduk, yang salah satu spanduk bertuliskan, “Kami butuh ikan, kami menganggur, copot Susi!”.

Susi menanggapi aksi nelayan yang mendesak Jokowi untuk mencopot dirinya. Kata Susi, pencopotan jabatan hanya bisa dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, dan bukan oleh para nelayan yang berdemonstrasi.

“Itu hak prerogatif Presiden. Saya hanya bisa diberhentikan sama beliau. Saya kan hanya pembantu presiden,” kata Susi di kawasan Grand Sahid Jaya, Jakarta.

Penuhi Janji Kampanye

Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio mengungkapkan, semua menteri yang berpeluang kena reshuffle bisa ditebak. Hendri menambahkan, jika benar dilakukan reshuffle kabinet tahun ini maka tujuannya adalah membentuk tim tangguh untuk kepentingan Jokowi di Pilpres 2019.

“Bila kali ini jadi reshuffle kabinet maka tujuannya cuma satu, membuat tim tangguh untuk mengantarkan Jokowi jadi Presiden dua periode. Artinya, menteri-menteri yang mungkin dinilai Presiden kesulitan memberikan kontribusi untuk memuluskan langkah ke periode kedua harus siap-siap angkat koper,” kata Hendri dalam keterangan tertulis, Kamis (13/7).

Kontribusi menteri yang paling diharapkan oleh Presiden Jokowi, kata dia, ada tiga. Pertama, menteri harus mampu membantu membuat terpenuhinya janji kampanye Jokowi. “Nah, ini ada kaitannya dengan infrastruktur dan perut rakyat,” kata Hendri.

Kedua adalah kontribusi menteri yang solid mendukung Jokowi secara politik hingga periode kedua. Menteri yang termasuk golongan ini adalah menteri asal partai politik.

Ketiga, menteri yang mampu meredam isu politik yang merugikan Jokowi. Misalnya menteri yang bisa meredam isu bahwa Jokowi berseberangan dengan Islam. “Jadi bila mengacu ke atas maka akan ada menteri profesional dan menteri asal parpol yang kena ‘gebug’ Jokowi,” jelas Hendri.

Lalu siapa kira-kira menteri yang berpeluang aman dari reshuffle?

Menurut Hendri kelompok menteri yang sudah menjadi tim sukses Jokowi sejak 2014 dan tidak mengganggu citranya diprediksi aman dari reshuffle. Dia menyebut nama Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

“Kalaupun mereka terkena perombakan maka tetap akan bertahan dan paling hanya digeser ke posisi baru. Ingat, tujuannya kan membentuk tim sukses, jadi kesampingkan dulu kinerja menteri di kelompok ini,” papar Hendri.(mb/cnn indonesia)

Pos terkait