Jokowi Minta Kontrak Jet KF-X Dinego Ulang

Metrobatam, Jakarta – Keberlanjutan program kerjasama pembuatan pesawat tempur Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KF-X/IF-X) antara Indonesia dan Korea Selatan masih belum menemui kepastian. Sebab pemerintah ternyata sedang kesulitan dengan pembiayaan dengan alasan kondisi Rupiah yang tengah tertekan.

Presiden Joko Widodo meminta supaya melakukan perundingan ulang (renegosiasi) rencana kerja sama pembuatan jet tempur generasi 4.5 itu dengan Korea Selatan. Hal itu supaya Indonesia mendapatkan keringanan dalam hal pembiayaan.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto usai menggelar rapat bersama Kepala BKPM Thomas Lembong di kantor Kemenko Polhukam, Jumat (19/10).

“Dengan kondisi nasional maka presiden putuskan untuk bukan batalkan tapi renegosiasi, bagaimana posisi Indonesia bisa lebih ringan menyangkut masalah pembiayaan,” kata Wiranto.

Bacaan Lainnya

Mantan Panglima ABRI itu mengatakan keputusan renegosiasi itu bisa berdampak pada perubahan dalam persetujuan-persetujuan yang telah disepakati sebelumnya.

Akan tetapi, Wiranto enggan untuk menyebut perubahan apa saja yang dapat terjadi terkait renegosiasi itu

Guna menindaklanjuti hal itu, Wiranto mengatakan pemerintah telah membuat tim khusus guna membahas proses renegosiasi dengan pihak Korea Selatan

“Bisa berdampak pada agreement lalu yang sudah kita bicarakan, kita rapatkan setelah presiden perintahkan Polhukam untuk ketuai tim renegosiasi ini kepada Korsel,” kata dia.

Selain itu, Wiranto pun menargetkan kedua belah pihak telah bersepakat agar renegosiasi itu selesai dalam kurun waktu satu tahun.

Ia mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai pembicaraan dengan Korea Selatan dari sisi pembiayaan, pembagian keuntungan maupun ongkos produksi dalam kerjasama pesawat jet tersebut

“Lalu alih teknologinya ke Indonesia bagaimana, keuntungan HAKI, hak kekayaan intelektual, pemasaran,” jelas Wiranto.

Hemat Devisa

Kepala BKPM Thomas Lembong menyatakan langkah renegosiasi diperlukan buat menghemat devisa negara guna menjaga stabilitas Rupiah. Ia mengatakan semua pembiayaan pemerintah Indonesia ke Korea dalam proyek itu harus dibayar dalam bentuk devisa.

“Kita ketahui mata uang negara berkembang, termasuk Rupiah mengalami tekanan luar biasa, kami sangat apresiasi pemerintah Korsel atas penertiannya untuk menyetujui renegosiasi,” kata dia.

Thomas pun menambahakan upaya renegosiasi itu turut bertujuan menjaga kepercayaan investor Korea Selatan yang ada di Indonesia.

Sebab menurut dia, Korsel menjadi negara terbesar negara penanam modal di Indonesia.

“Kita tidak mau ada dampak negatif dari renegosiasi kepada sentimen investasi Korsel ke Indonesia, salah satu tujuan utama renegosiasi pertama juga untuk hemat devisa sementara, kedua jaga iklim investasi investor korea, jaga rencananya investasi ke Indonesia puluhan triliun rupiah,” kata dia.

Proyek pembuatan KF-X/IF-X harus melalui tiga tahap, yaitu pengembangan teknologi atau pengembangan konsep (technology development), pengembangan rekayasa manufaktur atau pengembangan prototipe (engineering manufacturing development), dan terakhir proses produksi massal.

Direncanakan, pada 2020 pesawat tempur tersebut sudah bisa diproduksi, dan lima tahun kemudian mengudara. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait