Kapolres Pekanbaru Ditegur Kapolri Karena Tidak Paham Commander Wish

Pekanbaru – Kapolresta Pekanbaru Kombes Toni Hermawan ditegur Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat diminta menyebutkan poin-poin dari commander wish. Commander wish merupakan program kepolisian untuk langsung bersentuhan dengan masyarakat.

Namun saat Toni menjabarkan persoalan pelayanan yang dilakukan bersama anak buahnya, Tito langsung memotong pembicaraan. Dia menilai Toni tidak paham atas program tersebut.

“Commander wish, kami jalankan dalam bentuk patroli menggunakan GPS, jadi kami tahu anggota yang menjalankannya. Kami mengerahkan anggota kami ke lapangan,” kata Toni di Asrama Brimob, Pekanbaru, Selasa (30/8).

Tito kembali meminta poin commander wish, Toni malah terbalik-balik dalam menjabarkannya. “Sudah-sudah, duduk saja. Nilai Kapolresta 30 ini,” kata Tito.

Bacaan Lainnya

Kemudian Tito memerintahkan Karo Ops Polda Riau Kombes Abdul Hafidh Yuhas untuk menyebutkan point commander wish tersebut. Jawaban dari Kombes Abdul membuat Tito puas. “Ini mendekati sempurna, nilai 80 lah,” kata Tito kepada Kombes Abdul.

“Kalau commander wish dipahami, maka peristiwa di Kepulauan Meranti (penyerangan Mapolres) tidak akan terjadi,” ujar Tito.

“Commander wish ini inti dari kebijakan kepolisian untuk memperbaiki kepercayaan publik kepada Polri,” tambahnya.

Selain Kapolresta Pekanbaru, Jenderal Tito juga menguji kinerja para Kapolres se-Riau dalam menjalankan tugasnya, khususnya terkait commander wish.

Dikatakan Tito, point inti dari commander wish adalah menyangkut reformasi kultural, reformasi mental agar polisi dekat dengan masyarakat dan bersikap humanis. Selain itu, juga pelayanan publik berbasis teknologi, publik trust (kepercayaan publik) dan informasi yang terbuka kepada media massa dan masyarakat.

“Nanti di Mabes kita buatkan sistem berbasis online, setiap Polda akan dipantau. Mana yang menjalankan instruksi saya, akan dievaluasi. Nanti kita warning Polda yang tak sampai target, kita kasih kesempatan satu tahapan,” kata jenderal jebolan akademi kepolisian 1987 ini.(mb/merdeka)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *