Kebencian Amien Rais ke Jokowi Dinilai Sudah Seperti Kanker!

Metrobatam, Jakarta – PDIP menyarankan Amien Rais meminta maaf atas tudingan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ngibul terkait program sertifikasi tanah. Namun Hanura tak yakin Amien mau minta maaf karena kebenciannya terhadap Jokowi sudah seperti kanker.

“Mana mungkin Amien Rais mau melakukan itu?” ujar Ketua Fraksi Hanura DPR Inas Nasrullah Zubir kepada wartawan, Selasa (20/3).

Yakin Amien tak mau minta maaf ke Jokowi, Inas punya alasannya. Menurut dia, kebencian Amien kepada Jokowi sudah terpatri layaknya penyakit kronis.

“Kebencian dia yang amat sangat ke Jokowi sudah seperti kanker!” kata Inas.

Bacaan Lainnya

Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan marah atas tudingan Amien Rais kepada Jokowi dan mengancam akan membuka dosa-dosa eks Ketua MPR itu. Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari menyarankan Luhut tak main ancam dan lebih baik melancarkan somasi saja. Amien diminta minta maaf secara terbuka soal tudingannya ke Jokowi.

“Tulis somasi, minta Amien Rais menjelaskan dengan data-data dan minta maaf terbuka di hadapan publik jika tidak bisa membuktikan,” tutur Eva.

Eva sangat menyarankan opsi somasi ketimbang membongkar ‘dosa’ seperti yang digembar-gemborkan Luhut. Jika somasi tak dipenuhi, Eva menyebut langkah hukum bisa ditempuh.

“Jika upaya ini tidak direspons, baru menempuh jalur hukum karena ini negara hukum. Selanjutnya pemerintah lanjut fokus bekerja, termasuk land distribution to the poor,” jelas Eva.

Sementara Partai Golkar menyebut, ancaman Luhut untuk membongkar ‘dosa’ Amien itu sebagai bentuk peringatan. “Ini hanya gaya Pak Luhut untuk saling mengingatkan. Kira-kira pesannya ‘jangan sembarangan lontarkan fitnah’,” kata Wasekjen Golkar Sarmuji, kepada wartawan, Selasa (20/3).

Sarmuji pun mengaku, ia ada di gedung BPK saat Luhut menyampaikan pidato yang menyinggung Amien itu. Soal bongkar ‘dosa’ yang dilontarkan Luhut, menurut Sarmuji itu hanya candaan.

“Lalu setengah berkelakar Pak Luhut bilang, ‘nanti aku cari dosamu’. Kan semua punya dosa,” jelasnya.

“Konteks pembicaraannya adalah Pak Luhut meminta agar kritik jangan sembarangan, tetapi memakai data. Pemerintah sudah berusaha bekerja sebaik mungkin, meskipun pasti ada yang kurang, bahkan mungkin ada yang salah,” imbuh Sarmuji. (mb/detik)

Pos terkait