Kecewa.! Ini Puisi Relawan untuk Nurdin, Rudi dan Amsakar

Foto sumber : Fb Susanto Siregar

Metrobatam.com, Batam – Pilkada Gubernur dan Walikota dan Wakil Walikota Batam memang udah usai. Nurdin Basirun sudah sukses dilantik sebagai Gubernur Kepri, begitu juga dengan pasangan Rudi-Amsakar sudah hampir empat bulan menjalankan tugasnya sebagai Walikota dan Wakil Walikota Batam.

Mereka berhasil duduk di kursi yang diimpikan tak lepas dari kerja keras relawan-relawan yang begitu getol siang malam bekerja untuk memenangkan kandidat tersebut. Loyalitas, totalitas timses dan relawan lantaran adanya kesamaan tujuan perjuangan dan harapan dibangun antara kandidat dan relawan.

Namun harapan orang-orang yang menjadi relawan tim Sanur dan Ramah tersebut nampaknya sudah mulai buyar. Banyak muncul riak-riak kekecewaan dari relawan muncul ke permukaan, baik yang didengar secara langsung diwarung-warung kopi, maupun yang diungkapkan secara terbuka media sosial.

Namun dari sekian banyak kekecewaan yang muncul kepermukaan, yang paling menarik dari pengamatan dari Metrobatam.com adalah munculnya puisi berjudul Tarian Pujangga yang diupload dimedia sosial Facebook oleh Susanto Siregar. Dia adalah salah seorang pentolan dari relawan Seruni yang mendukung pasangan Sani-Nurdin dan Rudi Amsakar.

Bacaan Lainnya

Dalam status yang diuploadnya, Susanto menampilkan foto Nurdin Basirun dan Amsakar yang sedang bergoyang untuk mengampil simpati pemilih. Sedangkan Rudi terlihat membacakan janji-janji kampanyenya sambil memegang kertas putih.

Kepada Metrobatam.com, ketika dihubungi Susanto Siregar secara blak-blakan mengungkap kekecewaannya kepada pasangan pasangan pemenang Pilkada Kepri dan Batam ini. Dia menganggap mereka ingkar janji terhadap janji yang mereka sampaikan saat kampanye. Ketika ditanya lebih jauh tentang komitmen tersebut, Susanto yang juga juru Bicara OKP Garda Andalas tersebut mencontohkan tentang penggusuran pedagang Kaki Lima. Dia melihat cara-cara yang dilakukan walikota saat ini merupakan bentuk arogansi kekuasaan.

“Ini adalah salah satu bentuk kekecewaan kami selaku pendukung. Seharunya Rudi-Amsakar mencarikan solusi terlebih dahulu sebelum menggusur PK5 tersebut, sehingga tidak menggangu perekonomian mereka,” ungkapnya, ketika dihubungi Jumat (22/7).

Berikut petikan puisi yang dibuat Susanto Siregar yang ditujukan kepada Nurdin Basirun, Rudi dan Amsakar Achmad. (edj)

TARIAN PUJANGGA

Saat tarianmu menarik hati ku
Rasa simpati muncul untuk bersama
Puisi dan nyanyianmu menggema
Menghipno logika para tamu

Hari ini setelah berbulan kami menanti
Hati meringis merinding bagai pengemis
Menanti indahnya realita puisi
Dan merdu nyanyian sang pengemis

Hai…pujangga comberan hoi Artis dadakan
Apakah kami Yg salah mengerti
Apakah kami Yg silap menghujuk dian
sepertinya tidak sepertinya arogan memantik api.

siang malam mengejar asa tuk menuju hikmat
Hujan dan terik mentari
Bicarapun bagai Raja membuai sahabat
Ini lah kerja kurcaci nan cenderung termaki

semua karna lagu dan gaya puisi bergema
menyatukan hasrat dan rencana itu
seolah niat tak cuma cuma
namun hinamu begitu pilu

Belumkah kau sadar pujangga ku
Masihkah lupamu membawa sengsara
Hari ini para kurcaci menanti dengan galau
Kemarin kau lindas Karena nafsu mu

Untukmu penyair dan idola dadakan
keringatku peluh mereka juga jadi penentu
Jangan lupakan karna nikmatmu juga dari recehan

Pertempuran kurawa dan pandawa
menebar tetesan darah dan air mata
pertempuran kurcaci dan istri
menggadai marwah dan raga

Kami tak suka caramu melupa
aku tak rela melihat tawamu menipu
Demi anjing menjilat bermuka Dua
demi para bangsat Yg tak tahu malu

Sadar lah..
Karna hidup hanya sesaat
Bangun lah dari mimpi
sebelum ajal menjilat laknat.

by. susanto siregar

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *