Kemenhub Bantah Abaikan Prosedur untuk Kebut Proyek

Metrobatam, Jakarta – Direktur Keselamatan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Edi Nursalam, mengakui bahwa pihaknya saat ini tengah mengebut pengerjaan proyek double-double track (DTT) kereta api pada kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.

Meski begitu, ia membantah tudingan bahwa proyek itu mengabaikan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. “SOP tetap berlaku. Kami tidak mau cepat, tapi tidak pakai SOP,” kata Edi, di lokasi, Jakarta, Minggu (4/2).

Ia mengatakan, proyek itu telah berlangsung selama tiga tahun. Proyek penghubung jalur kereta api Manggarai-Jatinegara sendiri ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.

Di tempat yang sama, Direktur Operasional PT Hutama Karya (HK) Suroto menyampaikan bahwa dalam pengerjaan proyek tersebut pihaknya selalu menjalankan SOP. Termasuk, larangan operasi saat cuaca tidak bersahabat.

Bacaan Lainnya

“Kalau hujan (pengerjaan) berhenti. (Kasus ini) pas mau kerja kayaknya tidak hujan, tapi tidak tahu persisnya,” ucap dia.

Dia juga membantah bahwa empat korban sudah bekerja melebihi jam kerja atau lembur. Menurutnya, korban ialah pekerja pada sif ketiga (malam-pagi).

Pengerjaan proyek itu, lanjutnya, terbagi dari tiga sif dalam satu hari kerja. Hal itu bertujuan untuk menghindari keletihan dan kurangnya konsentrasi pekerja.

“Ini tidak ada lembur, kami shifting kerja. Kerja dibagi, semua maksimal delapan jam. [Korban] yang ini [bekerja] dari malam sampai pagi,” jelas Suroto.

Sebelumnya, Wagub DKI Sandiaga Uno memandang ada peluang besar terjadinya insiden kerja jika proyek infrastruktur digarap terburu-buru dan tak memperhatikan SOP.

Hutama Karya Pastikan Beri Santunan

PT Hutama Karya (Persero) memastikan akan memberikan kompensasi dan santunan kepada empat korban yang tewas akibat tertimpa crane yang ambruk pada pengerjaan proyek double-double track kereta api di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur. BUMN tersebut saat ini mengaku tengah memastikan semua peralatan dalam kondisi stabil usai kejadian tersebut.

“Kami pastikan keluarga korban mendapatkan segala kompensasi dan santunan yang sudah menjadi haknya,” ujar Sekertaris Perusahaan Hutama Karta Adjib Al Hakim dalam keterangan resmi, Minggu (4/2).

Adjib mengaku, pihaknya turut berbela sungkawa atas kejadian tersebut dan menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban. Pihaknya pun akan bekerjasama dengan Komite Keselamatan Konstruksi (KKK) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk melakukan investigasi lebih lanjut.

“Sejak kejadian hingga saat ini, kami juga terus bekerja sama dengan pihak kepolisian, yaitu dengan membuat pengamanan radius 300 meter di seputar lokasi kejadian dan memastikan semua alat dalam kondisi stabil,” terang dia.

Ia pun menghimbau masyarakat untuk tidak berada di dekat lokasi, supaya proses penanganan berjalan lancar dan aman.

Kejadian ambruknya crane pada pengerjaan proyek double-double track kereta api di kawasan Jatinegara terjadi pukul 05.00 WIB. Ambruknya crane tersebut menewaskan sebanyak empat orang pekerja.

Berdasarkan temuan sementara Kementerian Ketenagakerjaan, pengerjaan proyek tersebut tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

“Pastilah (ada temuan). Ini ada SOP yang tidak dijalankan. Namanya kecelakaan kerja pasti ada yang dilanggar persyaratan-persyaratannya,” kata Kasubdit Penyidikan Tindak Pidana Ketenenagakerjaan Agus Subekti. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait